Tampilkan postingan dengan label Sinopsis Novel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sinopsis Novel. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 April 2013

Keluarga Flood 4 ‘Tetangga Culun’

Identitas buku
1.       Judul                                : Keluarga Flood 4 ‘Tetangga Culun’
2.       Pengarang                        : Colin Thompson
3.       Penerbit                           : Atria,
4.       Edisi                                 : Cetakan 1: Januari 2009
5.       Tahun Terbit                      : 2009
6.       Tebal buku                        : 216 halaman
7.       Penerjemah                       : Ferry Halim
8.       Penyunting                        : Indah Nurchaidah
9.       Pewajah Isi                       : Aniza Pujiati
10.   Penerbit pertama              : Random House Australia

Sinopsis :


Betty Flood tinggal di Acacia Avanue, dia adalah putri pasangan Mordonna dan Nerlin Flood. Saat liburan musim panas, ada sebuah keluarga baru tiba, mereka adalah keluarga Hulbert. Keluarga itu terdiri dari 4 orang, Mr.Hulbert, Mrs.Hulbert, Ffiona dan adik bayinya Claude. Beruntung Ffiona seumuran dengan Betty, jadi dia bisa bermain bersama dengan Betty.
Betty agak gugup saat kunjungan pertama Ffiona kerumahnya, seluruh anggota keluarga bersikap ramah pada Ffiona, bahkan si kembar Morbid dan Silent sampai jatuh cinta padanya. Perkenalan Betty dan Ffiona membutuhkan waktu yang tidak lama, mereka-pun segera berteman baik.
Pagi hari, saat hari pertama Ffiona bersekolah di Sunnyview School, dia berangkat bersama Betty. Di Juniper Street, mereka bertemu dengan 4  tukang tindas paling ganas di sekolah, mereka adalah Bridie McTort dan para kroninya. Mereka berusaha untuk berbuat jail pada Ffiona, namun hal itu dapat diatasi Betty. Di sekolah, para tukang tindas itu balas dendam pada Betty dan Ffiona, mereka berusaha menculik Ffiona dan menuduh dia telah menculik Molly McTort. Hal seperti itu terlalu mudah bagi Betty untuk mengatasinya, dan lagi-lagi Betty menyelamatkan Ffiona.
Mordonna berkunjung ke kediaman Hulbert dan mengundang mereka untuk acara Barbie ( istilah orang Australia untuk barbecue ) pada hari Minggu. Acara Barbie berjalan lancar sebelum akhirnya Nerlin meledakkan seluruh kebun dengan tanpa sengaja. Akhirnya, kedua ibu memutuskan agar mereka saja yang mengambil alih acara tersebut.
Ketika para ayah tidur di peti mati di ruangan bawah tanah, ada sebuah benda yang terbangun di peti mati yang lain. Benda itu adalah penemuan terbaru Winchflat, namanya Igorina, benda itu adalah robot yang Winchflat rancang sendiri persis seperti tokoh dalam film yang sedang dia gandrungi, Frankenstein. Sayangnya, Igorina kabur entah kemana.
Keesokan harinya, Ffiona sedang membicarakan tentang ayahnya yang selalu dilukai di kantornya bersama ibunya. Ffiona keudian menceritakan hal tersebut kepada Betty, dan seperti biasa, dia selalu membantu sahababatnya itu dalam kesusahan. Winchflat merancang sebuah alat khusus untuk membantu Mr.Hulbert melawan bosnya yang selalu membuat Mr.Hulbert kesulitan.
Dan pada akhirnya, Mr.Gross, bos Mr.Hulbert dapat disingkirkan dari kantornya dan hal itu berdampak pada kekosongan kekuasaan di kantor Mr.Hulbert. Atas usul Winchflat, Mr.Hulbert kemudian mengatakan pada kantor pusat bahwa Mr.Gross  telah meninggalkan kantor. Setelah Mr.Hulbert menyampaikan hal tersebut pada kantor pusat, Mr.Hulbert kemudian diangkat menjadi pemimpin kantor tersebut karena dia  lebih lama bekerja disana daripada yang lain.
Setelah Mr.Hulbert diangkat menjadi pemimpin di kantornya, kehidupan keluarga Hulbert berubah 180˚. Mr.Hulbert membakar seluruh baju cardigan miliknya akhir pekan itu juga di kebun belakang. Dan pada akhir pekan berikutnya, seluruh keluarga Hulbert pergi ke mal untuk membeli jeans, meski Mrs.Hulbert melarang keras suaminya ketika dia berencana membuat tato di lengannya.

Winchflat membangun sebuah ruang bawah tanah dibawah rumah nomor 11 untuk meletakkan mesin rancangannya yang digunakan untuk melacak keberadaan Igorina. Sinyal mulai tebaca, sebuah titik merah muncul di sebelah kiri layar, titik itu kemudian bergerak perlahan lalu berhenti. Ketika Winchflat sedang berbicara dengan Betty tiba-tiba sebuah lampu biru khusus di atas salah satu mesin menyala. Bunyi dengungan keras memenuhi udara dan sebuah sinar laser berkekuatan lima puluh juta watt menerangi ruangan, memantul-mantul pada dinding-dinding, menggulung di pegangan pintu dan berhenti pada lemari Zoomy Thing. Bunyi dengungan keras menghilang dan digantikan bunyi lain yang ternyata adalah bunyi pintu lemari Zoomy Thing yang terbuka perlahan. Disana rupanya ada Igorina yang berusaha keluar.
Betty mengajari Igorina menulis dan membaca setiap dia pulang sekolah, paling sedikit sekali seminggu. Si kembar mengajari Igorina cara berkebun yang baik. Merlynmary membuat monster itu tertawa saat dia memberikannya setruman bersahabat berkekuatan jutaan volt, sementara Valla mengenalkan Igorina pada nikmatnya darah. Seluruh anggota keluarga berbaik hati mengajari Igorina hal baru, termasuk keluarga Hulbert.
Kedua keluarga itu duduk di beranda belakang kediaman Flood sambil menikmati minuman slurpies. Saat itu malam Jumat yang hangat di musim panas, semua orang merasa nyaman dan relaks. Kedua keluarga itu kemudian memutuskan untuk mengadakan liburan menyenangkan di pinggiran pantai.

Amanat :
 .       Jangan lihat orang dari luarnya, tapi lihatlah dari hatinya.
2.       Jadilah teman yang selalu ada untuknya dalam suka maupun duka.
3.       Kita harus saling mambantu kepada sesama.
4.       Jangan suka berbuat usil pada orang lain, karena kita pasti akan kena batunya.
5.       Kita harus selalu ramah kepada setiap orang, walau orang itu baru kita kenal.
6.       Saling berbagilah, karena berbagi itu indah. J


Nama                    : Salzabilla Ramdha Millenisa
Kelas                     : 8 F
Absen                   : 26



Misteri Sebuah Sepeda



Judul                 : Misteri Sebuah Sepeda
Pengarang        : Juli Hermansyah
Penerbit            : CV. Agung Sentosa
Tahun Terbit     : 1997
Tempat Terbit   : Jakarta
Tebal Buku       : 81 Halaman
Synopsis:
Misteri Sebuah Sebuah Sepeda

                Maji adalah anak berusia 12 tahun, waktu itu dia benar-benar ingin punya sebuah sepeda. setiap pagi ia disuruh ibunya untuk, Ny. Suraji untuk mengambil barang belanjaan di Bi Encah. Jalan kampong pada jam-jam itu memang sepi dan mencekam, apalagi waktu itu sedang musim hujan. Setelah menjalani tugas itu, ia bersiap-siap dan berangkat sekolah, dan biasanya ia berpapasan dengan sahabat karibnya, Dirman, dan mereka berjalan bersama ke sekolah. Mereka adalah sahabat yang salin melengkapi, Maji cerdas karena ia rajin belajar, sedangkan Dirman cerdas tetapi malas belajar.
                Suatu siang, sepulang sekolah Dirman dan Maji pulang bersama. Ketika itu, mereka bertemu Warman, kakak Dirman. Warman bercerita tentang pencurian binatang ternak di Kampung Cingcin. Mereka pun takut kalau pencurian itu menjalar ke Kampung Kiara, kampong mereka. Sorenya, Maji menuju ke lapangan untuk berlatih sepak bola bersama teman-temannya. Tetapi sesuatu terjadi ketika Maji hendak menendang bola, telapak kaki Maji terluka ternena beling.
                Karena kejadian itu, Maji terpaksa istirahat di rumah selama 2 hari. Terdengar lagi berita pencurian ternak dari kampong lain. Setelah sembuh, Maji seperti biasa mengambil belanjaan di Bi Encah. Ketika di perjalanan, dia melihat 2 orang sedang menuntun 2 ekor sapi. Maji benar-benar tegang, ketika hendak berlari dia ketahuan oleh para pencuri. Setengah jam kemudian dia melapor ke kepala Kampung tentang apa yang dilihatnya.
                Selanjutnya, Pak Kimung, seorang pensiunan polisi, tergugah untuk menyelidiki kasus ini. Lalu dia mulai menyelidiki kejadian itu dan menginterogasi Maji, dan Maji juga menunjukkan kronologi kejadian itu. Maji berkata kalau dia tidak melihat wajah kedua orang pencuri itu.
                Penyelidikan berikutnya, Pak Kimung mulai bertanya pada para penghuni rumah-rumah di sekitar TKP. Pak Kimung brtanya pada Pak Graha yang pada hari kejadian begadang sampai pagi, dia member keterangan kalau dia mendengar suara orang melangkah membawa hewan. Tak jauh dari rumah Pak Graha, terdapat rumah Pak Sakim, dan pak Kimung pun bertanya kepadanya. Pak Sakim yang juga tidak tidur di hari kejadian berkata bahwa ia tidak orang lewat jlan depan rumahnya termasuk Maji yang biasanya lewat. Berarti seblum sampai rumah Pak Sakim pencuri itu sudah belok. Pak Kimung mulai curiga dan bingung karena keterangan dari Maji berbeda dari pengakuan Pak Sakim.
                Setelah dipikir-pikir secara matang, lalu Pak Kimung memanggil Maji datang ke rumahnya. Setelah ditanya dan sedikit dipaksa mengaku, akhirnya Maji mengaku kalau dia dikejar, diancam oleh para pencuri itu, dan diiming-imingi sebuah sepeda agar maji dapat tutup mulut, Maji berkata kalau pencuri itu adalah Pak Obeng dan Pak Bajred. Maji merasa sangat bersalah akan dirinya sendiri. Pak Kimung memberi maaf dan sepucuk surat kepada maji,surat itu untuk diberikan kepada pemilik toko sepeda ABC. Setelah itu, Maji pergi ke toko ABC, ternyata surat itu berisi bahwa Maji dibelikan sepeda oleh pak Kimung, Maji sangat senang dan berterima kasih kepaada pak Kimung.
                Akhirnya, Pak Kimung berhasi mengungkap kasus itu dan segera pak Kepala Kampung memanggil polisi untuk menangkap Pak Bajred dan Pak Obeng. Akhirnya kampong kembali tentram dan Maji serta dirman harus belajar keras untuk menghadapi EBTANAS.

Hana’s Wonderful Journey



A. Identitas Buku :
Judul                           : Hana’s Wonderful Journey
Pengarang                   : Sucia Ramadhani
Jumlah Halaman          : 173 halaman
Penerbit                       : Dar! Mizan
Tahun terbit                 : 2010
Kota terbit                   : Bandung Jawa Barat

B. Sinopsis Novel : 

Raden Putri Hana Soetrisno, dia adalah seorang anak bungsu dari empat bersaudara. Dahulu kakeknya dating membawa perdamaian karena desa Soedana temapatnya tinggal adalah tempat berperang. Belanda menyetujui asal kakek Hana memberikan rempah-rempah sebanyak satu kapal. Kakek Hana menyetujuinnya. Sehingga tercipta perdamaian di sana. Hana memiliki seorang sahabat yang berasal dari Belanda. Margenta namanya. Ayah Margenta adalah teman dari ayah Hana sehingga mereka berkenalan kemudian bersahabat. Margenta dan Hana kerap kali saling mengirim surat satu sama lain. Tapi kali ini  berbeda. Pada tanggal 19 September 1941 Margenta mengirim kabar dari Belanda bahwa dia akan dating berkunjung untuk menemui Hana di Indonesia. Hana senang sekali menmbaca surat dari Margenta tersebut.Selain sering berkirim surat dengan Margenta Hana juga kerap kali berkirim surat dengan ayahandanya. Ayahanda Hana adalah seorang pejuang yang sekarang sedang Berjuang di desa Deri. Sehingga Hana hanya bisa berkomunikasi dengan ayahnya melalui surat. Saat itu saudara-saudara Hana menyiapkan kejutan untuk Margenta. Mereka memutuskan memerankan suatu drama untuk penyambutan Margenta. Drama tersebut berjudul Peri Kokopu. Saat Margenta datang mereka memerankan peran mereka dengan baik. Sehingga Margenta merasa terharu atas penyambutan keluarga Hana.Dan Margenta memutuskan untuk tinggal sementara di rumah keluarga Hana.
Hana dan Margenta bermain ke rumah Aisyah. Mereka bergegas menaiki sepeda mereka karena rumah Aisyah cukup jauh dari rumah Hana. Namun di tengah jalan Margenta terjatuh dari sepedanya dan menabrak pohon, sehingga dia harus membonceng Hana. Sesampainnya di rumah Aisyah Hana cukup kaget dengan keadaan rumahnya. Rumah aisyah adalah rumah gubuk yang atapnya juga sudah cukup bolong di sana-sini. Tetapi, Hana dan Margenta memutuskan untuk menginap di rumah Aisyah. Hana sempat bertanya pada Aisyah apakah di betah tinggal dirumahnya. Aisyah mengangguk dan mengiyakan pertanyaan Hana. Paginya Hana dan Margenta membantu Aisyah mengantarkan Koran. Hana mendapat tugas menuju ke Jalan Andalas. Jalan itu cukup mengerikan.
Tetapi, keesokan harinya Aisyah meminta Magenta dan Hana untuk mengantar Koran ke Jalan Andalas kembali. Mereka sempat ragu lalu mereka memutuskan untuk menjalankan tugas tersebut. Mereka mencium adanya keganjilan dan kemisteriusan dari jalan tersebut. Mereka berusaha menyelidikinnya. Ternyata semua itu hanya kesalahpahaman semata. Mereka bahkan bertemu teman baru yang bernama Anton. Anto sama dengan Margenta di berasal dari Belanda. Anton menjelaskan kesalahpahaman itu pada margenta, Hana dan Aisyah. Mereka bertiga memetik pelajaran baru. Mereka tak akan lagi mencurigai orang lain sebelum diselidiki. Anton kemudia akrab dengan mereka bertiga. Suatu hari Anton mengajak Han, Magenta, dan juga Aisyah untuk berkunjung ke peternakan kakeknya. Mereka bertiga menyambut gembira kabar dari Anton.  Mereka berpetualan bersama di peternakan sapi, domba, dan sebagainnya. Tetapi di balik itu semua ada kabar sedih dari Anton bahwa dia akan kembali ke Belanda untuk melanjutkan sekolahnya yang tertunda. Hana dan kawan-kawan awalnya cukup sedih teapi, mereka berusaha untuk melepas kepergian Anton.
Setelah kepergian Anton ke Belanda, nenek Hana mengajaknya untuk berkunjung ke rumahnya. Nenek berencana membuat konser untuk orang Belanda dan juga teman-temannya dulu. Hana dan saudara serta sahabat-sahabatnya untuk bermain di konser tersebut. Penampilan Hana dan kawan-kawan sangat baik saat memainkan Symphony No.4 G Minor karangan Wolfgang Amandeus Mozart sehingga mengundang decak kagum dari penonton. . Hari itu terasa sangat sempurna kecuali kata-kata salah satu Kakaknya yang mengatakan bahwa Hana bisa menggantikan dirinya setelah dia meninggal. Hana merasa sedikit bingung tetapi dia memilih untuk tak memikirkannya lebih jauh.
Suatu Hari, Hana dan kawan-kawannya berjalan- jalan di sawah. Tiba-tiba ada seseorang yang jatuh, ternyata dia adalah Abdul Trisanto seorang petualang cilik. Dia menanyakan tentang air terjun pelangi. Hana memberitahukan tempatnya. Dan ternyata penemu air terjun itu adalah Hana dan kawan-kawannya. Mereka bermain air di sana. Hari mulai sore Abdul trisanto pamit pada mereka bertiga. Hana senang sekali dia kembali mendapat teman dan petualangan baru.
Hari demi hari berlalu. Kak Tara jatuh sakit. Ternyata di terkena Leukimia. Dan pada hari ketiga Kak Tara meninggal dunia. Hana sedih sekali dia kehilangan kakak yang amat disukainnya. Hana memutuskan untuk tidak sedih berlarut-larut karena itu tak akan mengubah keadaan. Tak lama sepeninggal Kak Tara. Perang besar terjadi di Desa Soedana. Hana dan kawan-kawannya berjuan membela desa mereka. Kali ini mereka berusaha membebaskan pada tawanan. Memang tak mudah tetapi dengan perjuangan dan kerja keras mereka mereka berhasil membebaskan para tawanan dan Desa Soedana menang. Desa Soedana kembali damai dan tenang. Hana merasa senang dan gembira. 

Nama: Aulia Putri Herwita
No: 07
Kelas 8F

Ai

Nama      : Agindra Putri
No/Kelas : 02/VIIIG

Sinopsis Novel :

Ai dan Sei adalah sepasang sahabat yang tinggal di sebuah desa kecil di Jepang. Rumah mereka bersebelahan, keluarga Ai memiliki usaha pemandian air panas sedangkan keluarga Sei memiliki usaha rumah makan. Sejak SD sampai SMU mereka selalu bersekolah di sekolah yang sama, di kelas yang sama, dan bangkunya bersebelahan. Mereka tak pernah terpisahkan.
Suatu hari muncullah seorang remaja pria dari Tokyo, Shin. Shin adalah remaja pria yang sangat modern dengan gadget-gadgetnya yang canggih. Perlahan Ai dan Sei bersahabat dengan Shin, yang tadinya Ai dan Sei selalu berdua sekarang mereka selalu bertiga bersama Shin. Seiringnya waktu Ai dan Shin saling menyukai, rasa sayang antara pria dan wanita. Bahkan Ai rela ingin mengikuti Shin masuk universitas di Tokyo. Sei mulai tak senang melihat kedekatan antara Shin dan Ai, dia tak mau Ai bersama pria lain dan mengikuti pria lain selain dirinya. Dia pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di universitas di desanya. Namun Ai, Shin, juga keluarganya terus mendesaknya untuk  kuliah di Tokyo, Sei memang anak yang pintar. Sei pun akhirnya memutuskan kuliah di Tokyo bersama Ai dan Shin.
Di Tokyo mereka tinggal bersama. Mereka terlihat sangat bahagia dapat selalu bersama. Kehidupan di Tokyo tidak mudah apalagi mereka hanya tinggal bertiga tanpa orang dewasa yang mengawasi. Mereka bertiga memutuskan untuk mencari pekerjaan, Ai dan Shin sudah mendapatkan pekerjaan tapi Sei belum. Akhirnya Sei diterima bekerja di sebuah restoran. Di restoran itu Sei bertemu dengan Natsu, gadis yang menyenangkan, menarik, dan ramah. Sei dan Natsu pun menjadi teman dekat, Ai dan Shin pun juga berteman dengan Natsu. Semakin lama hubungan Shin dan Ai semakin serius bahkan mereka sudah bertunangan. Shin melamar Ai dengan cara yang romantis di Tokyo Tower. Tanpa ada yang tahu Sei melihat kejadian itu dan Sei mulai menyadari kalau dia mencintai Ai. Karena kejadian itu Sei berusaha menjauh dari Shin dan Ai, Sei semakin sangat dekat dengan Natsu. Sei dan Natsu pun tinggal bersama.
Saat hari kepindahannya Sei menerima kabar buruk, Shin kecelakaan. Sei pun segera menghubungi Ai dan menuju rumah sakit namun terlamat, Shin tidak dapat terselamatkan. Ai sangat schok. Mereka pun kembali ke desa untuk memakamkan Shin. Ai menjadi sangat berubah setelah kematian Shin, Sei sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya. Sei pun memutuskan untuk tetap tinggal bersama Ai. Natsu sangat kecewa dengan keputusan Sei. Sebenarnya Natsu mencintai Sei dan dia tahu kalau Sei mencintai Ai, dia kira ia dapat membuat Sei melupakan Ai namun Natsu salah.
Seiringnya waktu Ai sudah dapat bangkit kembali walaupun tidak persis seperti dulu tapi dia sudah mulai melakukan kegiatannya seperti biasa. Namun hubungan Natsu dan Ai menjadi aneh. Natsu tidak suka melihat Ai yang seakan mempermainkan Sei. Ai ingin Sei selalu ada disisinya namun Ai belum bisa menerima Sei. Karena Ai berpikir kalau dia menerima Sei itu berarti ia akan mengkhianati Shin. Sei pun memutuskan untuk pergi dari Ai, dia tak ingin membebani Ai.
Sebenarnya Ai menyukai Sei sejak mereka masih bersekolah namun saat itu Sei hanya menganggap Ai sebagai sahabat. Ai pun memendam perasaan sampai akhirnya dia bertemu dengan Shin. Dan saat ini Ai masih teringat bayang-bayang Shin juga keberadaan Natsu jadi dia belum bisa memantapkan perasaannya pada Sei. Ai menemui Sei dirumahnya dia pun meluapkan seluruh perasaannya. Ai tak ingin Sei pergi darinya. Ai ingin Sei selalu ada disampingnya dan bersamanya.

Penguasa Angkasa



Nama    : Dema Tata Laksana
Kelas     : VIII F/ 08

        I.            Identitas Novel :
a.       Judul                   : Penguasa Angkasa
b.      Pengarang           : Yoyok Rahayu Basuki, S.Pd
c.       Penerbit              : Penerbit Citra Malang
d.      Tahun Terbit        : 2007
e.      Tebal Novel        : 81 hal

      II.            Sinopsis Novel :
Penguasa Angkasa

                Suatu hari, di halaman rumah Haryo, ketika Haryo sedang merawat bunga mawar. Suatu kejanggalan terjadi. Ia mendengar dengan jelas beberapa ekor burung dapat berbicara. Burung-burung itu, membicarakan sebuah rapat besar yang akan dilaksanakan oleh bangsa burung di bukit belakang sekolah tepat pukul dua belas malam.
Haryo sempat berfikir yang tadi ia alami adalah sebuah mimpi. Karena penasaran Haryo pun berfikir akan menghadiri rapat besar bangsa burung di bukit belakang sekolah dekat rumahnya. Siang harinya Haryo mempersiapkan segalanya untuk nanti malam. Ia pun tidur lebih cepat dari hari-hari sebelumnya.
Ia bangun pukul sebelas malam dan langsung berangkat dengan hati-hati, agar kedua orang tuanya tidak mengetahui apa yang akan dilakukan Haryo. Setelah sampai di bukit belakang sekolah. Ia melihat cahaya yang berasal dari api unggun. Ternyata yang didengar oleh Haryo bukanlah mimpi. Berbagai jenis burung mengelilingi api unggun tersebut. Mulai dari yang kecil sampai yang besar. Agar tidak ketahuan Haryo pun bersembunyi di antara semak-semak yang tidak jauh dari api unggun itu. Sesaat kemudian munculah burung yang sangat besar. Burung itu ternyata adalah raja burung.
Rapat bangsa burung pun dimulai terlihat dari sang raja yang mulai bicara. Mereka membahas mengenai penguasa angkasa. Para bangsa burung merasa kedudukan mereka sebagai penguasa angkasa tertandingi oleh kehadiran  burung besi. Mereka pun meyatakan perang terhadap segala jenis burung besi. Tetapi salah seekor burung sriti tidak setuju, karena perang melawan burung besi menimbulkan banyak korban. Burung sriti pun mengusulkan untuk mencegah terbentuknya burung besi dengan menuju ke masa lalu. Awalnya para bangsa burung tidak percaya yang dikemukakan oleh burung sriti, tetapi akhirnya mereka percaya setelah burung sriti membawa manusia yang memiliki mesin waktu yang sama-sama membenci burung besi. Namanya adalah Prof. Banu, ia membenci burung besi karena ketiga anaknya meninggal karena burung besi.
Segera Prof. Banu menyalakan mesin waktu. Menculah cahaya yang terang. Burung-burung terhisap kedalamnya, Prof. Banu pun juga. Agar tak tertinggal Haryo pun lari sekencang mungkin agar terhisap juga. Haryo pun berhasil terhisap.
Seketika, mereka sampai disebuah padang rumput di Italia. Kedatangan Haryo tidak disambut baik oleh raja burung. Raja burung berfikir Haryo akan mengganggu rencana mereka. Tetapi Prof. Banu berfikir Haryo masih anak kecil, jadi tidak akan mengganggu rencana mereka.
Rencana awal, mereka akan menghancurkan karya Leonardo da Vinci. Setelah Leonardo da Vinci meninggal. Ternyata suatu kesalahan teknis terjadi pada mesin waktu. Ternyata usaha mereka gagal. Mereka malah menghancurkan karya Leonardo da Vinci ketika Leonardo da Vinci masih hidup.
Akhirnya mereka pergi kejamannya Wright bersaudara, ketika Wright bersaudara masih seumuran dengan Haryo. Mereka akan membuat Wright bersaudara malas. Agar saat besar nanti mereka berdua tidak membuat pesawat terbang. Prof. Banu menawari Wright besaudara sebuah mainan. Ternyata Prof. Banu membuat kesalahan yaitu memberi mainan pesawat kepada Wright bersaudara. Itu akan membuat Wright bersaudara mebuat burung besi.
Haryo merasa bingung apa yang ia harus lakukan agar dapat menggagalkan rencana mereka. Akhirnya ketika Prof. Banu akan pergi ke tahun yang berbeda, Haryo pun merebut remote yang akan membawa mereka ke tahun lain. Haryo asal tekan. Lalu mereka muncul di sebuah tempat yang dingin yang mereka tidak ketahui. Kerena dingin para burung tergeletak tak berdaya begitu pun Prof. Banu. Sambil menahan dingin Haryo menekan tombol pada remote itu lagi. Sesaat mereka berpindah tempat disebuah lapangan udara. Karena cahaya matahari begitu terang, Haryo pun mulai hangat. Selanjutnya sebelum para burung dan Prof. Banu bangun. Haryo pun mempelajari cara kerja remote tersebut. Akhirnya mereka bangun. Prof. Banu mencoba mengambil remotenya, Haryo pun bertanya kepada Prof. Banu, mengapa Prof. Banu melakukan ini semua. Lalu Prof. Banu menceritakan semuanya. Lalu Haryo pun mengerti. Haryo berfikir seharusnya Prof. Banu lebih baik melakukan hal-hal yang berguna, dari pada melakukan balas dendam. Jika Prof. Banu memiliki mesin waktu, pasti Prof. Banu dapat mengunjungi anaknya kapan pun ia mau. Setelah mendengar apa yang akan dikatakan oleh Haryo Prof. Banu pun berubah pikiran. Tetapi Raja Burung menyerang Prof. Banu dan mengancam Haryo untuk melanjutkan rencana bangsa burung, atau Prof. Banu akan dicabik-cabik oleh raja burung. Haryo pun memiliki ide. Ia akhirnya membawa mereka di Puncak Jayawijaya pada tahun 1505.
Raja burung mencoba menyerang Haryo tetapi udara terlalu dingin. Salju yang dalam juga membuat raja burung kesusahan untuk bergerak. Akhirnya Raja burung tergeletak tak berdaya semuanya pun juga kecuali Haryo. Lalu Haryo membawa Prof. Banu dan pergi kewaktu ketika mereka bertemu di bukit belakang sekolah. Api unggun di sana masih menyala, tetapi tak sebesar sebelumnya. Haryo pun menambah ranting agar Prof. Banu tidak kedinginan. Setelah beberapa saat, Prof. banu bangun, dan tak berkata apa-apa. Yang hanya dilakukannya adalah menjabat tangan Haryo dengan erat. Dan pergi menuju mesin waktu, lalu mengotak-atiknya. Ia pun meminta remotenya dan mengotak-atiknya sebentar dan memberikannya kembali ke Haryo. Remote itu diubahnya menjadi kamus elektronik dan di berikan ke Haryo sebagai kenang-kenangan.