Kamis, 25 April 2013

Misteri Sebuah Sepeda



Judul                 : Misteri Sebuah Sepeda
Pengarang        : Juli Hermansyah
Penerbit            : CV. Agung Sentosa
Tahun Terbit     : 1997
Tempat Terbit   : Jakarta
Tebal Buku       : 81 Halaman
Synopsis:
Misteri Sebuah Sebuah Sepeda

                Maji adalah anak berusia 12 tahun, waktu itu dia benar-benar ingin punya sebuah sepeda. setiap pagi ia disuruh ibunya untuk, Ny. Suraji untuk mengambil barang belanjaan di Bi Encah. Jalan kampong pada jam-jam itu memang sepi dan mencekam, apalagi waktu itu sedang musim hujan. Setelah menjalani tugas itu, ia bersiap-siap dan berangkat sekolah, dan biasanya ia berpapasan dengan sahabat karibnya, Dirman, dan mereka berjalan bersama ke sekolah. Mereka adalah sahabat yang salin melengkapi, Maji cerdas karena ia rajin belajar, sedangkan Dirman cerdas tetapi malas belajar.
                Suatu siang, sepulang sekolah Dirman dan Maji pulang bersama. Ketika itu, mereka bertemu Warman, kakak Dirman. Warman bercerita tentang pencurian binatang ternak di Kampung Cingcin. Mereka pun takut kalau pencurian itu menjalar ke Kampung Kiara, kampong mereka. Sorenya, Maji menuju ke lapangan untuk berlatih sepak bola bersama teman-temannya. Tetapi sesuatu terjadi ketika Maji hendak menendang bola, telapak kaki Maji terluka ternena beling.
                Karena kejadian itu, Maji terpaksa istirahat di rumah selama 2 hari. Terdengar lagi berita pencurian ternak dari kampong lain. Setelah sembuh, Maji seperti biasa mengambil belanjaan di Bi Encah. Ketika di perjalanan, dia melihat 2 orang sedang menuntun 2 ekor sapi. Maji benar-benar tegang, ketika hendak berlari dia ketahuan oleh para pencuri. Setengah jam kemudian dia melapor ke kepala Kampung tentang apa yang dilihatnya.
                Selanjutnya, Pak Kimung, seorang pensiunan polisi, tergugah untuk menyelidiki kasus ini. Lalu dia mulai menyelidiki kejadian itu dan menginterogasi Maji, dan Maji juga menunjukkan kronologi kejadian itu. Maji berkata kalau dia tidak melihat wajah kedua orang pencuri itu.
                Penyelidikan berikutnya, Pak Kimung mulai bertanya pada para penghuni rumah-rumah di sekitar TKP. Pak Kimung brtanya pada Pak Graha yang pada hari kejadian begadang sampai pagi, dia member keterangan kalau dia mendengar suara orang melangkah membawa hewan. Tak jauh dari rumah Pak Graha, terdapat rumah Pak Sakim, dan pak Kimung pun bertanya kepadanya. Pak Sakim yang juga tidak tidur di hari kejadian berkata bahwa ia tidak orang lewat jlan depan rumahnya termasuk Maji yang biasanya lewat. Berarti seblum sampai rumah Pak Sakim pencuri itu sudah belok. Pak Kimung mulai curiga dan bingung karena keterangan dari Maji berbeda dari pengakuan Pak Sakim.
                Setelah dipikir-pikir secara matang, lalu Pak Kimung memanggil Maji datang ke rumahnya. Setelah ditanya dan sedikit dipaksa mengaku, akhirnya Maji mengaku kalau dia dikejar, diancam oleh para pencuri itu, dan diiming-imingi sebuah sepeda agar maji dapat tutup mulut, Maji berkata kalau pencuri itu adalah Pak Obeng dan Pak Bajred. Maji merasa sangat bersalah akan dirinya sendiri. Pak Kimung memberi maaf dan sepucuk surat kepada maji,surat itu untuk diberikan kepada pemilik toko sepeda ABC. Setelah itu, Maji pergi ke toko ABC, ternyata surat itu berisi bahwa Maji dibelikan sepeda oleh pak Kimung, Maji sangat senang dan berterima kasih kepaada pak Kimung.
                Akhirnya, Pak Kimung berhasi mengungkap kasus itu dan segera pak Kepala Kampung memanggil polisi untuk menangkap Pak Bajred dan Pak Obeng. Akhirnya kampong kembali tentram dan Maji serta dirman harus belajar keras untuk menghadapi EBTANAS.

1 komentar: