Kamis, 25 April 2013

Hana’s Wonderful Journey



A. Identitas Buku :
Judul                           : Hana’s Wonderful Journey
Pengarang                   : Sucia Ramadhani
Jumlah Halaman          : 173 halaman
Penerbit                       : Dar! Mizan
Tahun terbit                 : 2010
Kota terbit                   : Bandung Jawa Barat

B. Sinopsis Novel : 

Raden Putri Hana Soetrisno, dia adalah seorang anak bungsu dari empat bersaudara. Dahulu kakeknya dating membawa perdamaian karena desa Soedana temapatnya tinggal adalah tempat berperang. Belanda menyetujui asal kakek Hana memberikan rempah-rempah sebanyak satu kapal. Kakek Hana menyetujuinnya. Sehingga tercipta perdamaian di sana. Hana memiliki seorang sahabat yang berasal dari Belanda. Margenta namanya. Ayah Margenta adalah teman dari ayah Hana sehingga mereka berkenalan kemudian bersahabat. Margenta dan Hana kerap kali saling mengirim surat satu sama lain. Tapi kali ini  berbeda. Pada tanggal 19 September 1941 Margenta mengirim kabar dari Belanda bahwa dia akan dating berkunjung untuk menemui Hana di Indonesia. Hana senang sekali menmbaca surat dari Margenta tersebut.Selain sering berkirim surat dengan Margenta Hana juga kerap kali berkirim surat dengan ayahandanya. Ayahanda Hana adalah seorang pejuang yang sekarang sedang Berjuang di desa Deri. Sehingga Hana hanya bisa berkomunikasi dengan ayahnya melalui surat. Saat itu saudara-saudara Hana menyiapkan kejutan untuk Margenta. Mereka memutuskan memerankan suatu drama untuk penyambutan Margenta. Drama tersebut berjudul Peri Kokopu. Saat Margenta datang mereka memerankan peran mereka dengan baik. Sehingga Margenta merasa terharu atas penyambutan keluarga Hana.Dan Margenta memutuskan untuk tinggal sementara di rumah keluarga Hana.
Hana dan Margenta bermain ke rumah Aisyah. Mereka bergegas menaiki sepeda mereka karena rumah Aisyah cukup jauh dari rumah Hana. Namun di tengah jalan Margenta terjatuh dari sepedanya dan menabrak pohon, sehingga dia harus membonceng Hana. Sesampainnya di rumah Aisyah Hana cukup kaget dengan keadaan rumahnya. Rumah aisyah adalah rumah gubuk yang atapnya juga sudah cukup bolong di sana-sini. Tetapi, Hana dan Margenta memutuskan untuk menginap di rumah Aisyah. Hana sempat bertanya pada Aisyah apakah di betah tinggal dirumahnya. Aisyah mengangguk dan mengiyakan pertanyaan Hana. Paginya Hana dan Margenta membantu Aisyah mengantarkan Koran. Hana mendapat tugas menuju ke Jalan Andalas. Jalan itu cukup mengerikan.
Tetapi, keesokan harinya Aisyah meminta Magenta dan Hana untuk mengantar Koran ke Jalan Andalas kembali. Mereka sempat ragu lalu mereka memutuskan untuk menjalankan tugas tersebut. Mereka mencium adanya keganjilan dan kemisteriusan dari jalan tersebut. Mereka berusaha menyelidikinnya. Ternyata semua itu hanya kesalahpahaman semata. Mereka bahkan bertemu teman baru yang bernama Anton. Anto sama dengan Margenta di berasal dari Belanda. Anton menjelaskan kesalahpahaman itu pada margenta, Hana dan Aisyah. Mereka bertiga memetik pelajaran baru. Mereka tak akan lagi mencurigai orang lain sebelum diselidiki. Anton kemudia akrab dengan mereka bertiga. Suatu hari Anton mengajak Han, Magenta, dan juga Aisyah untuk berkunjung ke peternakan kakeknya. Mereka bertiga menyambut gembira kabar dari Anton.  Mereka berpetualan bersama di peternakan sapi, domba, dan sebagainnya. Tetapi di balik itu semua ada kabar sedih dari Anton bahwa dia akan kembali ke Belanda untuk melanjutkan sekolahnya yang tertunda. Hana dan kawan-kawan awalnya cukup sedih teapi, mereka berusaha untuk melepas kepergian Anton.
Setelah kepergian Anton ke Belanda, nenek Hana mengajaknya untuk berkunjung ke rumahnya. Nenek berencana membuat konser untuk orang Belanda dan juga teman-temannya dulu. Hana dan saudara serta sahabat-sahabatnya untuk bermain di konser tersebut. Penampilan Hana dan kawan-kawan sangat baik saat memainkan Symphony No.4 G Minor karangan Wolfgang Amandeus Mozart sehingga mengundang decak kagum dari penonton. . Hari itu terasa sangat sempurna kecuali kata-kata salah satu Kakaknya yang mengatakan bahwa Hana bisa menggantikan dirinya setelah dia meninggal. Hana merasa sedikit bingung tetapi dia memilih untuk tak memikirkannya lebih jauh.
Suatu Hari, Hana dan kawan-kawannya berjalan- jalan di sawah. Tiba-tiba ada seseorang yang jatuh, ternyata dia adalah Abdul Trisanto seorang petualang cilik. Dia menanyakan tentang air terjun pelangi. Hana memberitahukan tempatnya. Dan ternyata penemu air terjun itu adalah Hana dan kawan-kawannya. Mereka bermain air di sana. Hari mulai sore Abdul trisanto pamit pada mereka bertiga. Hana senang sekali dia kembali mendapat teman dan petualangan baru.
Hari demi hari berlalu. Kak Tara jatuh sakit. Ternyata di terkena Leukimia. Dan pada hari ketiga Kak Tara meninggal dunia. Hana sedih sekali dia kehilangan kakak yang amat disukainnya. Hana memutuskan untuk tidak sedih berlarut-larut karena itu tak akan mengubah keadaan. Tak lama sepeninggal Kak Tara. Perang besar terjadi di Desa Soedana. Hana dan kawan-kawannya berjuan membela desa mereka. Kali ini mereka berusaha membebaskan pada tawanan. Memang tak mudah tetapi dengan perjuangan dan kerja keras mereka mereka berhasil membebaskan para tawanan dan Desa Soedana menang. Desa Soedana kembali damai dan tenang. Hana merasa senang dan gembira. 

Nama: Aulia Putri Herwita
No: 07
Kelas 8F

Tidak ada komentar:

Posting Komentar