Judul : Hana’s
Wonderful Journey
Pengarang : Sucia Ramadhani
Jumlah
Halaman : 173 halaman
Penerbit : Dar! Mizan
Tahun
terbit : 2010
Kota
terbit : Bandung Jawa
Barat
B. Sinopsis Novel :
Raden Putri Hana Soetrisno, dia
adalah seorang anak bungsu dari empat bersaudara. Dahulu kakeknya dating
membawa perdamaian karena desa Soedana temapatnya tinggal adalah tempat
berperang. Belanda menyetujui asal kakek Hana memberikan rempah-rempah sebanyak
satu kapal. Kakek Hana menyetujuinnya. Sehingga tercipta perdamaian di sana.
Hana memiliki seorang sahabat yang berasal dari Belanda. Margenta namanya. Ayah
Margenta adalah teman dari ayah Hana sehingga mereka berkenalan kemudian
bersahabat. Margenta dan Hana kerap kali saling mengirim surat satu sama lain.
Tapi kali ini berbeda. Pada tanggal 19
September 1941 Margenta mengirim kabar dari Belanda bahwa dia akan dating
berkunjung untuk menemui Hana di Indonesia. Hana senang sekali menmbaca surat
dari Margenta tersebut.Selain sering berkirim surat dengan Margenta Hana juga
kerap kali berkirim surat dengan ayahandanya. Ayahanda Hana adalah seorang
pejuang yang sekarang sedang Berjuang di desa Deri. Sehingga Hana hanya bisa
berkomunikasi dengan ayahnya melalui surat. Saat itu saudara-saudara Hana
menyiapkan kejutan untuk Margenta. Mereka memutuskan memerankan suatu drama
untuk penyambutan Margenta. Drama tersebut berjudul Peri Kokopu. Saat Margenta
datang mereka memerankan peran mereka dengan baik. Sehingga Margenta merasa
terharu atas penyambutan keluarga Hana.Dan Margenta memutuskan untuk tinggal
sementara di rumah keluarga Hana.
Hana dan Margenta bermain ke rumah
Aisyah. Mereka bergegas menaiki sepeda mereka karena rumah Aisyah cukup jauh
dari rumah Hana. Namun di tengah jalan Margenta terjatuh dari sepedanya dan
menabrak pohon, sehingga dia harus membonceng Hana. Sesampainnya di rumah
Aisyah Hana cukup kaget dengan keadaan rumahnya. Rumah aisyah adalah rumah
gubuk yang atapnya juga sudah cukup bolong di sana-sini. Tetapi, Hana dan
Margenta memutuskan untuk menginap di rumah Aisyah. Hana sempat bertanya pada
Aisyah apakah di betah tinggal dirumahnya. Aisyah mengangguk dan mengiyakan
pertanyaan Hana. Paginya Hana dan Margenta membantu Aisyah mengantarkan Koran. Hana
mendapat tugas menuju ke Jalan Andalas. Jalan itu cukup mengerikan.
Tetapi, keesokan harinya Aisyah
meminta Magenta dan Hana untuk mengantar Koran ke Jalan Andalas kembali. Mereka
sempat ragu lalu mereka memutuskan untuk menjalankan tugas tersebut. Mereka
mencium adanya keganjilan dan kemisteriusan dari jalan tersebut. Mereka
berusaha menyelidikinnya. Ternyata semua itu hanya kesalahpahaman semata.
Mereka bahkan bertemu teman baru yang bernama Anton. Anto sama dengan Margenta
di berasal dari Belanda. Anton menjelaskan kesalahpahaman itu pada margenta,
Hana dan Aisyah. Mereka bertiga memetik pelajaran baru. Mereka tak akan lagi
mencurigai orang lain sebelum diselidiki. Anton kemudia akrab dengan mereka
bertiga. Suatu hari Anton mengajak Han, Magenta, dan juga Aisyah untuk
berkunjung ke peternakan kakeknya. Mereka bertiga menyambut gembira kabar dari
Anton. Mereka berpetualan bersama di
peternakan sapi, domba, dan sebagainnya. Tetapi di balik itu semua ada kabar sedih
dari Anton bahwa dia akan kembali ke Belanda untuk melanjutkan sekolahnya yang
tertunda. Hana dan kawan-kawan awalnya cukup sedih teapi, mereka berusaha untuk
melepas kepergian Anton.
Setelah kepergian Anton ke Belanda,
nenek Hana mengajaknya untuk berkunjung ke rumahnya. Nenek berencana membuat
konser untuk orang Belanda dan juga teman-temannya dulu. Hana dan saudara serta
sahabat-sahabatnya untuk bermain di konser tersebut. Penampilan Hana dan
kawan-kawan sangat baik saat memainkan Symphony No.4 G Minor karangan Wolfgang
Amandeus Mozart sehingga mengundang decak kagum dari penonton. . Hari itu
terasa sangat sempurna kecuali kata-kata salah satu Kakaknya yang mengatakan
bahwa Hana bisa menggantikan dirinya setelah dia meninggal. Hana merasa sedikit
bingung tetapi dia memilih untuk tak memikirkannya lebih jauh.
Suatu Hari, Hana dan kawan-kawannya
berjalan- jalan di sawah. Tiba-tiba ada seseorang yang jatuh, ternyata dia
adalah Abdul Trisanto seorang petualang cilik. Dia menanyakan tentang air
terjun pelangi. Hana memberitahukan tempatnya. Dan ternyata penemu air terjun
itu adalah Hana dan kawan-kawannya. Mereka bermain air di sana. Hari mulai sore
Abdul trisanto pamit pada mereka bertiga. Hana senang sekali dia kembali
mendapat teman dan petualangan baru.
Hari demi hari berlalu. Kak Tara
jatuh sakit. Ternyata di terkena Leukimia. Dan pada hari ketiga Kak Tara
meninggal dunia. Hana sedih sekali dia kehilangan kakak yang amat disukainnya.
Hana memutuskan untuk tidak sedih berlarut-larut karena itu tak akan mengubah
keadaan. Tak lama sepeninggal Kak Tara. Perang besar terjadi di Desa Soedana.
Hana dan kawan-kawannya berjuan membela desa mereka. Kali ini mereka berusaha
membebaskan pada tawanan. Memang tak mudah tetapi dengan perjuangan dan kerja
keras mereka mereka berhasil membebaskan para tawanan dan Desa Soedana menang.
Desa Soedana kembali damai dan tenang. Hana merasa senang dan gembira.
Nama: Aulia Putri Herwita
No: 07
Kelas 8F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar