Tampilkan postingan dengan label Drama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Drama. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Oktober 2012

Putri Ndeso


TUGAS BAHASA INDONESIA
Menulis Teks Drama 

Nama                       : Alivia Suryaningrum      (05/VIII F)
                                  Hilma Ahda Sabela         (13/VIII F)
                                  Pratiwi Aura Reviani      (20/VIII F)
                                  Rizki Pramudya Sari       (22/VIII F)
Kelas                     : 8F
Kelompok             : 8 (Delapan)

Naskah Drama   :
Putri Ndeso

                Di suatu Desa ujung Pulau, tinggalah seorang gadis cilik yang bernama Putri. Dia tinggal bersama Simbok Inem yaitu ibu kandung Putri. Sedangkan Ayah Putri sudah lama meninggal  sebelum Putri lahir. Mereka adalah keluarga yang kurang mampu.
 Di suatu sore  yang cerah, Putri duduk bersama sahabatnya, yang bernama Bagus. Mereka duduk di pinggir pantai sambil menunggu matahari tenggelam. Seketika datanglah segerombolan anak yang menghampiri Putri.

Tantri               : “Ngapain kamu di sini! Ini kan tempat kita! (Membentak Putri)
Putri                 : (Ragu-ragu)” Memangnya kenapa?”
Vela                 : “Kamu itu tidak pantas duduk di sini!” (Nada tinggi)
Teman-teman   : ”Iya benar kata Vela dan Tantri! Kamu hanya lah gadis ndeso!”
        Tantri           
Tantri               : ”Karena dia Ndeso, kita panggil saja dia si Putri Ndeso.” (Tertawa dengan teman-temannya)
Bagus               : (Menghampiri segerombolan anak itu) “Memangnya kenapa? Ini kan bukan      sepenuhnya milik kamu. Dan kenapa kamu memanggil Putri dengan nama si Putri Ndeso? Kamu kan juga dari desa, berarti kan kamu juga orang Desa.”
Tantri               : “Tapikan aku tidak secupu Putri yang selalu ketinggalan jaman. Dan lagipula aku anak orang ternama di Desa ini. Jangan samakan aku dengannya. (Menunjuk ke Putri) Dan yang jelas  dia sangat berbeda denganku . Bagaikan Bumi dan Langit!”
Bagus               : “Dan juga sifatmu dengan Putri bagaikan bumi dan lagit kan?”
Putri                 : “Sudahlah Bagus, mereka jangan diladenin. Mending kita pindah ke tempat lain aja.
Bagus               : “Iya mending kita pergi, dari pada mendengar ocehan mereka.” (sambil menggandeng Putri dan meninggalkan Tantri dan kawan-kawannya)

Saat berada di depan rumah Putri, Putri termenung. Bagus bingung melihat tingkah putri.

Bagus               : “Putri, kamu baik-baik saja kan? Apa kamu kepikiran dengan ucapan Tantri?”
Putri                 : “Mmm, aku tidak papa. Aku baik-baik saja. Aku pulang dulu ya, mendingan kamu pulang juga.”
Bagus               : “Ya sudah, aku pulang dulu. Sampai ketemu besok.” (sambil melambaikan tangan dan pergi)   
Putri                 : (Melambaikan tangannya dan masuk ke rumah)
               
                Saat di dalam kamar, Putri termenung lagi. Ia memikirkan ucapan Tantri, si anak kaya tetapi sombong. Ia memikirkan kata-kata Tantri yang dilontarkan kepada Putri, bahwa dirinya Putri Ndeso. Tiba-tiba Mbok Inem (ibu Putri) masuk ke kamarnya dan menghampiri Putri.

Ibu Putri           : “Kamu kenapa nduk? Kamu baik-baik saja?”
Putri                 : “Ini bu, Putri kepikiran sama kata-kata Tantri dan teman-temannya. Mereka mengatai saya Putri Ndeso. Apa karena aku miskin, kemudian aku diledek seperti itu?” (mengeluarkan air mata)
Ibu Putri           : “Sudah, kamu yang sabar saja ya nduk, pasti semua ada hikmahnya.” (membelai rambut Putri)
Putri                 : “Ya bu.”
Ibu Putri           : “Ya sudah, Ibu ke dapur dulu ya. Setelah itu kita makan bersama.”
                               
                Esok hari di Sekolah. Saat Putri memasuki kelas, ia terkejut karena mendapati meja belajarnya berantakan. Ia juga melihat tulisan “PUTRI NDESO” berada di atas mejanya. Ia meneteskan air mata sambil membersihkan mejanya dan mengahpus tulisan.

Tantri              : (Menghampiri putri sambil tertawa) “Hai Putri Ndeso, kamu kenapa? Kok nangis?”
                Putri hanya bisa menenangkan diri.
Putri                : “Memangnya kenapa kalau aku Putri Ndeso? Aku tau kalau aku orang tidak mampu, tapi kalian tidak berhak memperlakukan aku seperti ini.” (Berkata halus dan tersenyum).             Tantri pun pergi tanpa menghiraukan putri kemudian di ikuti oleh teman-temannya. Putri hanya bisa pasrah.

                 Saat pulang sekolah, Putri tidak langsung pulang. Tetapi, ia pergi ke pantai untuk menenangkan diri sejenak. Sesampainya di pantai, ia duduk sambil melihat langit yang cerah.

Putri                : ”Ya Tuhan, apakah aku akan hidup seperti ini selamanya? Semoga Engkau akan melakukan yang terbaik untukku.”

                Ternyata dibalik semak-semak ada seseorang yang mengikutinya. Putri yang menyadarinya, segera berdiri dan pulang ke rumah.

Putri                : “Siapa ya dia? Ku rasa, tidak ada yang membenciku kecuali Tantri dan teman-temannya. Apakah dia Tantri? Atau mungkin temannya? Tapi kenapa Tantri dan temannya berada disini? Tidak mungkin, itu pasti bukan mereka.”

Sore. Saat sampai dirumah, Putri bertemu dengan Bagus di depan rumahnya.

Bagus              : “Putri, kemana saja kamu? Aku menunggumu sepulang sekolah tadi.”
Putri                : “Mm, aku ke pantai dulu sebentar. Ada perlu apa kamu ke sini?”
Bagus              : “Aku hanya ingin bertanya, apa benar kamu diganggu Tantri dan teman-temannya lagi?”
Putri                : (Terkejut) “Kamu tau dari mana?”
Bagus              : “Itu tidak penting. Tetapi, apakah kamu baik-baik saja?”
Putri                : “Ya, aku baik-baik saja. Tetapi, saat aku berada di pantai, sepertinya ada yang mengikutiku dari belakang.”
Bagus              : “Apakah kamu tahu orangnya?”
Putri                : “Tidak, aku sangat khawatir, lalu aku langsung berlari dan pulang.”
Bagus              : “Akan ku cari tahu siapa orangnya besok. Sekarang aku pulang dulu karena hari akan petang.”

Esok hari, di sekolah.

Tantri               : “Putri, bisakah kita bicara sebentar?” (Mulai khawatir karena takut jika dilihat teman-temannya)
Putri                : “Apa yang akan kita bicarakan? Kamu akan mengejekku lagi?” (Terkejut, tiba-tiba dengan berkata halus)
Tantri              : “Tidak, aku hanya ingin meminta maaf kepadamu, karena aku telah mengejekmu dengan kata Putri Ndeso. Apakah kamu mau memaafkan ku?”
Putri                : “Apa aku tidah salah dengar? Kenapa kamu meminta maaf kepadaku?” (Nada halus)
Tantri              : “Aku terus memikirkan perkataanmu kemarin. Dan akulah yang mengikutimu saat kamu di pantai kemarin. Maafkan aku, karena aku mendengar keluh kesahmu. Apakah kamu mau memaafkan aku? Aku telah banyak salah kepadamu.” (hampir menangis)
Putri                : “Sudahlah, aku sudah memaafkanmu. Tetapi, kamu harus berbanji tidak akan membeda-bedakan orang karena statusnya dan orang tuanya. ”
Tantri               : “Tapi, bagaimana dengan temanku?. Pasti mereka akan mengejekku karena dulu aku sangat jahat kepadamu, tetapi sekarang aku menjadi temanmu.”
Putri                 : “Turuti saja kata hatimu.”
                                Tiba-tiba teman-teman Tantri datang.
Vela                 : “Tantri, kemana saja kamu kemarin? Bukankah kita ada janji untuk pergi ke rumah Yogi? Kenapa kamu menghilang begitu saja?” (Medikit membentak)
Putri                 : “Kemarin, Tantri datang ke pantai bersamaku. Mungkin ia lupa dengan janji itu. Iya kan Tantri?”
Vela                 : “Putri Ndeso, ngapain kamu disini?” (Membentak Putri)
Tantri               : “Sudahlah, mending kita baikkan saja dengan Putri. Tidak ada gunanya terus seperti ini. Lagian kita juga tidak rugi dan tidak untung.” (Dengan nada halus)
Vela                 : “Huh, memang, ini semua tidak ada gunanya. Maafkan kita ya Putri, kita tidak akan mengejekmu lagi. Maafkan kami.” (Mendesah, dan merenung)
Putri                 : “Dari dulu, aku sudah memaafkan kalian. Apakah kita sekarang berteman?” (sambil mengacungkan jari kelingking kepada mereka)
Tantri dan         : “Ya. Dengan senang hati.”
Teman-temannya

                Akhirnya, mereka tidak bermusuhan seperti dulu lagi. Mereka akhirnya tahu bahwa tidak baik memandang status atau pangkat orang tua. Dan mereka menyadari bahwa bermusuhan juga tidak ada gunanya.
TAMAT...

Pelangi Nusantara


Tugas Bahasa Indonesia
Menulis Naskah Drama

Tokoh: -    Sekar (Gadis Wonosobo)
-          Lia ( Gadis Jakarta)
-          Wita ( Gadis Banyumas)
-          Mimi (Gadis Cina)

Tema : Persahabatan
Judul : Pelangi Nusantara

Suatu pagi di sudut sekolah terlihat Mimi sedang membaca komik.
Adegan 1:
Empat orang sahabat di sekolah internasional “Nusantara”. Mereka bernama Mimi, Wita, Lia, dan Sekar. Mimi, Gadis kecil keturunan Cina yang sangat menyukai panda tetapi tidak terlalu fasih berbahasa Indonesia. Dia adalah siswa baru di sekolah tersebut dan dia masuk di kelas yang sama dengan tiga gadis tersebut. Wita, Lia, dan juga Sekar baru saja bertemu Mimi lalu memulai perkenalan dengannya.

Lia    : (Melirik ke-arah Mimi) “Hey liat ade anak baru tuh! Samperin die yuk!”
Wita  : “ Ayo! Siapa ya dia?” (Menepuk punggung Lia)
Sekar : “Kaya’e si dia anak baru, sek teka saka China.” (Menepuk lengan Sekar,        
              tersenyum.)
Lia     : “ Samperin aja deh! Ayo cepetan gih!” (Tersenyum)
( Lia, Wita, dan Sekar menghampiri Mimi.)
Lia     : “Hey, elu anak baru ye?”
Mimi : (Terkejut, meletakkan komik.) “Eh, um.. Nihao…”
 Wita : “Ko si ngomong apa?” (Heran)
Sekar : “Kuwi ke’ maksude halo, mudeng ora?” ( Menyodok lengan Wita)
Lia     : “(Menarik tangan Mimi) “Ke kelas aja yuk! Sebentar lagi pelajaran dimulai.”
Mimi : “ Aiya, tunggu dulu ma. Saya taruh dulu pembatasnya.”
Sekar : “ O, ya salam kenal, iki sebelah kananku Wita, sebelah kiriku Lia.”
Mimi : (Mengangguk) “ nama saya Mimi ma.”
Lia     : “Wah salam kenal Mimi. (Tersenyum) Ayo cepat! Kite udah hamper ketinggalan pelajaran ini!”

( Sekar, Wita dann Mimi mengikuti Lia menuju ke kelas mereka. Itulah pertemuan pertemuan ketiga sahabat itu dengan kawan baru mereka, Mimi.)

Kelompok 5
Nama: - Amalia Nurul Izzah ( 06/8F)
            - Aulia Putri Herwita (07/8F)
            - Fina Idamatussilmi (09/8F)
            - Salzabilla Ramdha Millenisa (26/8F)

SELALU ADA

Kelompok 7

Anggota Kelompok : 1. Agus Dwi Lestari ( Tarmiji )
2. Gustine Firdaus Lestari ( Entin )
3. Maldaa Syahirunnisaa ( Mamal )

DRAMA
Judul   : Selalu Ada
Tema  : Persahabatan
Tokoh : Entin
            Tarmiji
            Mamal
Perwatakan : Entin : Protagonis --->
Tarmiji : Protagonis ---> Penasehat
Mamal : Protagonis ---> Penasehat

Alur : Alur Maju
Konflik : Permasalahan Keluarga
Dialog :

SELALU ADA

Suasana di sekolah tampak sangat berbeda saat salah satu anak dari genk rainbow yairu Entin sedang menangis di kelas pada jam istirahat. Kemudian kedua sahabatnya yang merupakan anggota dari genk rainbow yaitu Tarmiji dan Mamal mendekati Entin.

Tarmiji : “Tin loe kenapa nangis”? (tanya tarmiji sambil mengelus punggung entin)
Entin pun tidak menjawabnya
Mamal : “ Iya tin loe kenapa, crita dong ma kita”!!
Setelah beberapa saat, tiba-tiba Entin berhenti menangis dan bercerita kepada kedua sahabatnya,:
Entin : “ Rasanya tu gue dah bosen hidup Tar, Mal” (dengan suara yang masih seperti nangis)
Tarmiji : “ Lo kenapa,?” (dengan suara yang seperti orang kaget)
Entin : “Percuma gue hidup, sedangkan orangtua gue dah gak sayang lagi ma gue, gue sedih saat
gue ngedenger kata-kata cerai dari nyokap dan bokap gue Tar. Semenjak itu nyokap dan
bokap gue jarang perhatiin gue . Percumah kan gue hidup,??” (dengan suara sedih)
Mamal : “Tapi loe gak perlu putus asa seperti itu Tin,!!”
Tarmiji : “ Betul itu Tin, mereka tu sayang ma lo, mungkin mereka lagi sibuk dengan urusannya serta
mungkin bercerai adalah jalan yang terbaik untuk mereka, daripada lo liat mereka ribut
terus setiap hari,??”
Entin : “Iya tapi apa dah gak ada jalan keluar lainnya selain bercerai.? Terus kalau mereka bercerai
aku harus ikut dengan siapa,??
Mamal : “ Elo kan bisa ikut dengan nyokap lo atau bokap lo Tin”
Entin : “ Iya tapi mereka bakal merebutin gue untuk tinggal dengan siapa, gue kan bingung.”
Tarmiji : “ ya lo inginnya tinggal dengan siapa Tin,??”
Mamal : “Kalo lo bingung lo kan bisa tinggal dengan nenek dan kakek lo Tin,”
Entin : “ Gue inginnya tinggal dengan nyokap dan bokap gue seperti dulu saat keluarga gue masih
utuh dan bahagia” (sambil membayangkan masa lalunya)
Tarmiji : “ Ya udah Tin sabar aja semua masalah tu pasti akan ada jalan keluarnya”
Mamal : “Bener tu” (dengan suara yang kebingungan)
Tarmiji : “ Elo mah bisanya cuman bener bener aja, dasar dodol lo week :P (sambil nunjuk Mamal)
Entin : “ Thanks ya sobatm lo semua selalu ada disaat gue membutuhkan” (dengan tersenyum)
Tarmiji : “ Itulah gunanya sahabat pasti ada disaat suka maupun duka, hehe”
Mamal : “ hahaha, kata-kata lo tu sok bijak deh Tar”
Tarmiji : “Mending gue daripada lo, week :P” (sambil menjulurkan lidahnya kepada Mamal)
Entin : “STOOOPPP,!!! Dah deh jangan ribut-ribut lagi, kan gue sekarang dah tersenyum lagi, itu
juga berkat kalian berdua kok, hehe (dengan tersenyum)
Tarmiji : “tu dengerin” (sambil menunjuk mamal)
Entin : “udah-udah dehh”
Bel masuk pun berbunyi TEEEETTTEEETEEETEEEETTTT
Entin : “ dah masuk ni”
Tarmiji : RAINBOW (memajukan tangannya sambil berteriak)
Mamal : “SAHABAT” (memajukan tangannya sambil berteriak)
Entin : “BEST FRIEND FOREFER” (memajukan tangannya sambil berteriak)
Bersama-Sama : “ RAINBOW SAHABAT BEST FRIEND FOREFER” HHHaaaa

Kamis, 11 Oktober 2012

Tiga Apel

Tugas Membuat Naskah Drama Sederhana

Nama :
1. Aken Larasati (VIII F/03)
2. Rizky Fadzilah Nur (VIII F/23)
3. Violita Nugraeni (VIII F/28)

3 Apel

Ada seorang anak baru disekolah namanya Elsa. Saat sedang berkeliling sekolah barunya, tiba-tiba ia mendengar suara keributan di belakang sekolah. Elsa pun menghampiri tempat tersebut. Ternyata ada orang gadis yang sedang bertengkar. Elsa pun mendekat ke dua gadis itu.

Leona : Apa si maksudmu bocorin rahasiaku?
Aprilia : Ak..ak..aku tu ga sengaja, aku keceplosan.
Leona : Seharusnya mulutmu itu di kunci, kamu kan udah janji sama aku.

(Tiba-tiba ada seorang gadis, yang Leona dan Aprilia tidak kenal memotong pembicaraannya)

Elsa : Ada apa sih ini? Kenapa kalian bertengar? Aku dengar kalian ini kan sahabat. Ada apa ?
Leona : Hei!!! Siapa kamu? Kenapa kamu ikut campur? Kamu pasti anak baru itu ya? Sudah pergi sana, ini bukan urusanmu!!!
Aprilia : Leona jangan marahi dia, dia itu nggak tau apa-apa. Marahi aku saja! Kamu pergi saja dari sini nanti kamu tambah dimarahi Leona. (Sambil sedikit mendorong Elsa menjauh)
Dengan berat hati, Elsa meninggalkan mereka berdua. Dengan perginya Elsa, Leona leluasa memarahi Aprilia. Kata-kata terakhir yang Elsa dengar adalah :
Leona : Aprilia, mulai sekarang kita udah nggak ada apa-apa lagi!! (Kata Leona sambil meninggalkan Aprilia sendirian)

  Waktu pun semakin berlalu. Semenjak kejadian itu, persahabatan antara Leona dan Aprilia pun semakin renggang. Tetapi mereka berdua semakin dekat dengan Elsa. Mereka berdua menganggap bahwa Elsa teman yang baik. Pada suatu hari, Elsa mengundang Leona dan Aprilia ke rumahnya, untuk sebuah pesta perkenalan. Saat Leona sudah datang ke rumah Elsa, ia bingung kenapa Aprilia juga ada disana.

Leona : Sa, kenapa kamu juga ngundang Aprilia sih ? Aku sebel tau kalo ada dia.
Elsa : Kan kalian berdua temenku jadi dua-duanya aku undang.
Leona : Ya udah deh. (Katanya sambil tersenyum kecut kepada Aprilia yang kemudian diikuti oleh mengembangnya senyum Aprilia)
Elsa : Eh ya, aku ambil makanan dulu ya ! Kalian ngobrol dulu aja ! (Kata Elsa sambil berlalu)
Aprilia pun menggunakan kesempatan ini untuk menceritakan semuanya kepada Leona. Untung saja pada kesempatan kali ini, Leona mau mendengarkannya. Sehingga, Leona dapat mengerti apa yang telah dilakukan oleh Aprilia. Saat Else datang, suasana pun telah mencair dan penuh dengan canda tawa Aprilia dan Leona.
Elsa : Cieeee…. Yang udah baikan. Ada apa sih ketawa-ketawa ? (Tanya Elsa sambil menyodorkan dua gelas minuman soft drink kepada Leona dan Aprilia)
Leona : Sini dong kita lagi nyari nama nih ! (Kata Leona sambil menarik tangan Elsa)
Aprilia : Ini lho nama buat geng kita. Aku, kamu sama Leona sayang….
Elsa : Geng ?
Leona : Iya geng. Menurut kamu mau dikasih nama siapa ?
Aprilia : Gimana kalo 3 dara ? (Katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya)
Leona : Itu mah nama girlband dangdut…. (Kata Leona sambil menoyor kepala Aprilia)
Aprilia : Eh iya ya ! (Diikuti dengan teriakan Wuuu…..!!! dari Leona dan Elsa dan kemudian mereka bertiga tertawa bersama)
Elsa : Oh ya, gabungan nama kita bertiga aja. Gimana ?
Leona : Wah ide bagus tuh. Gimana kalo 3 leon.
Aprilia : Ngarep, itu sih nama kamu doang Leona….. (Kata Aprilia sambil mencubit pipi Leona)
Elsa : Eh, yang seger-seger aja.
Aprilia : Dawet aja tuh, enak !!
Leona : Makan aja tuh yang kamu pikirin.
Aprilia : Apel aja kan enak.
Leona : Woooo… Makan mulu.
Elsa : Eh ya bener.
Aprilia : Makan ?
Elsa : AP itu nama Aprilia, E itu aku, L itu kamu Leona.
Leona : Ide bagus tuh
Aprilia : Sepakat ? (kemudian diikuti oleh teriakan merka bertiga Sepakatttt…..!!!!)

Selasa, 09 Oktober 2012

Pengertian dan Jenis-Jenis Drama

Salah satu materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 8 semester 2 tingkat SMP adalah materi tentang drama. Pada pembelajaran ini siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis drama, dan seluk-beluk tentang drama lainnya. Siswa juga diharapkan dapat membuat teks drama sederhana   dengan tema tertentu secara berkelompok. Pada akhir pembelajaran, siswa diharapkan mampu memperagakan teks drama yang telah disusun tersebut dengan penuh penghayatan (ekspresi), sehingga apa yang ingin diamanatkan kepada penonton tersampaikan. Berikut ini materi tentang drama yang diambil dari berbagai sumber hasil browsing di goggle.

A. Arti Definisi / Pengertian Drama 

Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.

B. Jenis-Jenis DramaDrama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.

1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.

2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :

1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.

2. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.

3. Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.

4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.

5. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.

6. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.

7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.

8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.

9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.

10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.

Sumber : http://www.blogger.com

C. Ciri-Ciri Drama (http://www.distrodocs.com)

 1. ada konfliks

 2. ada aksi

3. harus dilakonkan


4. Waktu memerankan drama  masa kurang daripada 3 jam


5. Tiada ulangan dalam satu adengan

D. Seluk-Beluk Drama (http://www.blogger.com)

Drama terlebih dahulu berkembang di dunia barat yang disebut drama klasik pada zaman Yunani dan Romawi. Pada masa kejayaan kebudayaan Yunani maupun Romawi banyak sekali yang bersifat abadi, terkenal sampai kini. Semua ini sekedar informasi untuk memperluas pengetahuan kita di Indonesia khususnya mahasiswa tentang perkembangan drama di luar Indonesia. Perkembangan drama dari tahun ke tahun terus berkembang, maka dari itu perkembangan drama perlu diteliti sejarah dan asal mula terbentuknya drama.

Drama Klasik

Yang disebut drama klasik adalah drama yang hidup pada zaman Yunani dan Romawi. Pada masa kejayaan kebudayaan Yunani maupun Romawi banyak sekali karya drama yang bersifat abadi, terkenal sampai kini.

a. Zaman Yunani.
Asal mula drama adalah Kulrus Dyonisius. Pada waktu itu drama dikaitkan dengan upacara penyembahan kepada Dewa Domba/Lembu. Sebelum pementasan drama, dilakukan upacara korban domba/lembu kepada Dyonisius dan nyanyian yang disebut “tragedi”. Dalam perkembangannya, Dyonisius yang tadinya berupa dewa berwujud binatang, berubah menjadi manusia, dan dipuja sebagai dewa anggur dan kesuburan. Komedi sebagai lawan dari kata tragedi, pada zaman Yunani Kuno merupakan karikatur terhadap cerita duka dengan tujuan menyindir penderitaan hidup manusia.

Ada 3 tokoh Yunani yang terkenal, yaitu: Plato, Aristoteles, dan Sophocles. Menurut Plato, keindahan bersifat relatif. Karya karya seni dipandanganya sebagai mimetik, yaitu imitasi dari kehidupan jasmaniah manusia. Imitasi itu menurut Plato bukan demi kepentingan imitasi itu sendiri, tetapi demi kepentingan kenyataan. Karya Plato yang terkenal adalah The Republic.
Aristoteles juga tokoh Yunani yang terkenal. Ia memandang karya seni bukan hanya sebagai imitasi kehidupan fisik, tetapi harus juga dipandang sebagai karya yang mengandung kebijakan dalam dirinya. Dengan demikian karya-karya itu mempunyai watak yang menentu.
Sophocles adalah tokoh drama terbesar zaman Yunani. Tiga karya yang merupakan tragedi, bersifat abadi, dan temanya Relevan sampai saat ini. Dramanya itu adalah: “Oedipus Sang Raja”, “Oedipus di Kolonus”, dan “Antigone”. Tragedi tentang nasib manusia yang mengenaskan.
Tokoh Lain yang dipandang tokoh pemula drama Yunani adalah Aeschylus, dengan karya-karyanya: “Agamenon”, “The Choephori”, “The Eumides”. Euripides yang hidup antara 485-306 SM, merupakan tokoh tragedi, seperti halnya Aeschylus. Karya-karya Euripides adalah: Electra, Medea, Hippolytus, The Troyan Woman dan Iphigenia in Aulis.
Jika Aeschylus, Sophocles, dan Euripides merupakan tokoh strategi, maka dalam hal komedi ini mengenal tokoh Aristophanes. Karya-karyanya adalah : The Frogs, The Waps, dan The Clouds.

Bentuk Stragedi Klasik, dengan ciri-ciri tragedi Yunani adalah sebagai berikut :
1. Lakon tidak selalu diakhiri dengan kematian tokoh utama atau tokoh protagonis.
2. Lamanya Lakon kurang dari satu jam.
3. Koor sebagai selingan dan pengiring sangat berperan (berupa nyanyian rakyat atau pujian).
4. Tujuan pementasan sebagai Katarsis atau penyuci jiwa melalui kasih dan rasa takut.
5. Lakon biasanya terdiri atas 3-5 bagian, yang diselingi Koor (stasima). Kelompok Koor biasanya keluar paling akhir (exodus).
6. Menggunakan Prolog yang cukup panjang.
Bentuk pentas pada zaman Yunani berupa pentas terbuka yang berada di ketinggian. Dikelilingi tempat duduk penonton yang melingkari bukit, tempat pentas berada di tengah-tengah. Drama Yunani merupakan ekspresi religius dalam upacara yang bersifat religius pula.

Bentuk Komedi, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Komedi tidak mengikuti satire individu maupun satire politis.
2. Peranan aktor dalam komedi tidak begitu menonjol;
3. Kisah lakon dititikberatkan pada kisah cinta, yaitu pengejaran gadis oleh pria yang cintanya ditolak orang tua/famili sang gadis.
4. Tidak digunakan Stock character, yang biasanya memberikan kejutan.
5. Lakon menunjukan ciri kebijaksanaan, karena pengarangnya melarat dan menderita, tetapi kadang-kadang juga berisi sindiran dan sikap yang pasrah.

b. Zaman Romawi

Terdapat tiga tokoh drama Romawi Kuno, Yaitu: Plutus, Terence atau Publius Terence Afer, dan Lucius Senece. Teater Romawi mengambil alih gaya teater Yunani. Mula-mula bersifat religius, lama-kelamaan bersifat mencari uang (show biz). Bentuk pentas lebih megah dari zaman Yunani.

2.2. Teater Abad Pertengahan
Pengaruh Gereja Khatolik atas drama sangat besar pada zaman Pertengahan ini. Dalam pementasan ada nyanyian yang dilagukan oleh para rahib dan diselingi dengan Koor. Kemudian ada pelanggan “Pasio” seperti yang sering dilaksanakan di gereja menjelang upacara Paskah sampai saat ini.’

Ciri-ciri khas theater abad Pertengahan, adalah sebagai berikut :
1. Pentas Kereta.
2. Dekor bersifat sederhana dan simbolik.
3. Pementasan simultan bersifat berbeda dengan pementasan simultan drama modern.

2.3. Zaman Italia
Istilah yang populer dalam zaman Italia adalah Comedia Del’arie yang bersumber dari komedi Yunani. Tokoh-tokohnya antara lain: Date, dengan karya-karyanya: The Divina Comedy Torquato Tasso dengan karyanya drama-drama liturgis dan pastoral dan Niccolo Machiavelli dengan karya-karyanya Mandrake.

Ciri-ciri drama pada zaman ini, adalah sebagai berikut :
a. Improvitoris atau tanpa naskah.
b. Gayanya dapat dibandingkan dengan gaya jazz, melodi ditentukan dulu, baru kemudian pemain berimprovisasi (bandingkan teater tradisional di Indonesia).
c. Cerita berdasarkan dongeng dan fantasi dan tidak berusaha mendekati kenyataan.
d. Gejala akting pantomime, gila-gilaan, adegan dan urutan tidak diperhatikan.

2.4. Zaman Elizabeth
Pada awal pemerintahan Ratu Elizabeth I di Inggris (1558-1603), drama berkembang dengan sangat pesatnya. Teater-teater didirikan sendiri atas prakarsa sang ratu. Shakespeare, tokoh drama abadi adalah tokoh yang hidup pada zaman Elizabeth.

Ciri-ciri naskah zaman Elizabeth, adalah:
a. Naskah Puitis.
b. Dialognya panjang-panjang.
c. Penyusunan naskah lebih bebas, tidak mengikuti hukum yang sudah ada.
d. Lakon bersifat simultan, berganda dan rangkap.
e. Campuran antara drama dengan humor.

Sejarah perkembangan di dunia ini dimulai dari dunia barat. Drama Klasik adalah drama pada zaman Yunani dan Romawi sedangkan drama modern adalah drama yang melanjutkan kejayaan tradisi pementasan dan penulisan drama yang telah dimulai pada zaman Yunani Kuno.

Catatan : materi tentang drama tersebut tidak perlu dihapalkan, cukup diketahui sebagai wawasan/pengetahuan saja. Ambillah hal-hal yang positif tentang drama, dan belajarlah memahami karakter yang akan dimainkan sesuai teks drama sederhana yang kalian susun secara berkelompok. Selamat berkarya!

Materi lainnya dapat dipelajari di Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Indonesia, MGMP Bahasa Indonesia, Wonosobo tahun 2012/2013.

Wonosobo, 9 Oktober 2012