Kamis, 25 April 2013

Penguasa Angkasa



Nama    : Dema Tata Laksana
Kelas     : VIII F/ 08

        I.            Identitas Novel :
a.       Judul                   : Penguasa Angkasa
b.      Pengarang           : Yoyok Rahayu Basuki, S.Pd
c.       Penerbit              : Penerbit Citra Malang
d.      Tahun Terbit        : 2007
e.      Tebal Novel        : 81 hal

      II.            Sinopsis Novel :
Penguasa Angkasa

                Suatu hari, di halaman rumah Haryo, ketika Haryo sedang merawat bunga mawar. Suatu kejanggalan terjadi. Ia mendengar dengan jelas beberapa ekor burung dapat berbicara. Burung-burung itu, membicarakan sebuah rapat besar yang akan dilaksanakan oleh bangsa burung di bukit belakang sekolah tepat pukul dua belas malam.
Haryo sempat berfikir yang tadi ia alami adalah sebuah mimpi. Karena penasaran Haryo pun berfikir akan menghadiri rapat besar bangsa burung di bukit belakang sekolah dekat rumahnya. Siang harinya Haryo mempersiapkan segalanya untuk nanti malam. Ia pun tidur lebih cepat dari hari-hari sebelumnya.
Ia bangun pukul sebelas malam dan langsung berangkat dengan hati-hati, agar kedua orang tuanya tidak mengetahui apa yang akan dilakukan Haryo. Setelah sampai di bukit belakang sekolah. Ia melihat cahaya yang berasal dari api unggun. Ternyata yang didengar oleh Haryo bukanlah mimpi. Berbagai jenis burung mengelilingi api unggun tersebut. Mulai dari yang kecil sampai yang besar. Agar tidak ketahuan Haryo pun bersembunyi di antara semak-semak yang tidak jauh dari api unggun itu. Sesaat kemudian munculah burung yang sangat besar. Burung itu ternyata adalah raja burung.
Rapat bangsa burung pun dimulai terlihat dari sang raja yang mulai bicara. Mereka membahas mengenai penguasa angkasa. Para bangsa burung merasa kedudukan mereka sebagai penguasa angkasa tertandingi oleh kehadiran  burung besi. Mereka pun meyatakan perang terhadap segala jenis burung besi. Tetapi salah seekor burung sriti tidak setuju, karena perang melawan burung besi menimbulkan banyak korban. Burung sriti pun mengusulkan untuk mencegah terbentuknya burung besi dengan menuju ke masa lalu. Awalnya para bangsa burung tidak percaya yang dikemukakan oleh burung sriti, tetapi akhirnya mereka percaya setelah burung sriti membawa manusia yang memiliki mesin waktu yang sama-sama membenci burung besi. Namanya adalah Prof. Banu, ia membenci burung besi karena ketiga anaknya meninggal karena burung besi.
Segera Prof. Banu menyalakan mesin waktu. Menculah cahaya yang terang. Burung-burung terhisap kedalamnya, Prof. Banu pun juga. Agar tak tertinggal Haryo pun lari sekencang mungkin agar terhisap juga. Haryo pun berhasil terhisap.
Seketika, mereka sampai disebuah padang rumput di Italia. Kedatangan Haryo tidak disambut baik oleh raja burung. Raja burung berfikir Haryo akan mengganggu rencana mereka. Tetapi Prof. Banu berfikir Haryo masih anak kecil, jadi tidak akan mengganggu rencana mereka.
Rencana awal, mereka akan menghancurkan karya Leonardo da Vinci. Setelah Leonardo da Vinci meninggal. Ternyata suatu kesalahan teknis terjadi pada mesin waktu. Ternyata usaha mereka gagal. Mereka malah menghancurkan karya Leonardo da Vinci ketika Leonardo da Vinci masih hidup.
Akhirnya mereka pergi kejamannya Wright bersaudara, ketika Wright bersaudara masih seumuran dengan Haryo. Mereka akan membuat Wright bersaudara malas. Agar saat besar nanti mereka berdua tidak membuat pesawat terbang. Prof. Banu menawari Wright besaudara sebuah mainan. Ternyata Prof. Banu membuat kesalahan yaitu memberi mainan pesawat kepada Wright bersaudara. Itu akan membuat Wright bersaudara mebuat burung besi.
Haryo merasa bingung apa yang ia harus lakukan agar dapat menggagalkan rencana mereka. Akhirnya ketika Prof. Banu akan pergi ke tahun yang berbeda, Haryo pun merebut remote yang akan membawa mereka ke tahun lain. Haryo asal tekan. Lalu mereka muncul di sebuah tempat yang dingin yang mereka tidak ketahui. Kerena dingin para burung tergeletak tak berdaya begitu pun Prof. Banu. Sambil menahan dingin Haryo menekan tombol pada remote itu lagi. Sesaat mereka berpindah tempat disebuah lapangan udara. Karena cahaya matahari begitu terang, Haryo pun mulai hangat. Selanjutnya sebelum para burung dan Prof. Banu bangun. Haryo pun mempelajari cara kerja remote tersebut. Akhirnya mereka bangun. Prof. Banu mencoba mengambil remotenya, Haryo pun bertanya kepada Prof. Banu, mengapa Prof. Banu melakukan ini semua. Lalu Prof. Banu menceritakan semuanya. Lalu Haryo pun mengerti. Haryo berfikir seharusnya Prof. Banu lebih baik melakukan hal-hal yang berguna, dari pada melakukan balas dendam. Jika Prof. Banu memiliki mesin waktu, pasti Prof. Banu dapat mengunjungi anaknya kapan pun ia mau. Setelah mendengar apa yang akan dikatakan oleh Haryo Prof. Banu pun berubah pikiran. Tetapi Raja Burung menyerang Prof. Banu dan mengancam Haryo untuk melanjutkan rencana bangsa burung, atau Prof. Banu akan dicabik-cabik oleh raja burung. Haryo pun memiliki ide. Ia akhirnya membawa mereka di Puncak Jayawijaya pada tahun 1505.
Raja burung mencoba menyerang Haryo tetapi udara terlalu dingin. Salju yang dalam juga membuat raja burung kesusahan untuk bergerak. Akhirnya Raja burung tergeletak tak berdaya semuanya pun juga kecuali Haryo. Lalu Haryo membawa Prof. Banu dan pergi kewaktu ketika mereka bertemu di bukit belakang sekolah. Api unggun di sana masih menyala, tetapi tak sebesar sebelumnya. Haryo pun menambah ranting agar Prof. Banu tidak kedinginan. Setelah beberapa saat, Prof. banu bangun, dan tak berkata apa-apa. Yang hanya dilakukannya adalah menjabat tangan Haryo dengan erat. Dan pergi menuju mesin waktu, lalu mengotak-atiknya. Ia pun meminta remotenya dan mengotak-atiknya sebentar dan memberikannya kembali ke Haryo. Remote itu diubahnya menjadi kamus elektronik dan di berikan ke Haryo sebagai kenang-kenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar