Nama :
Dema Tata Laksana
Kelas :
VIII F/ 08
I.
Identitas Novel :
a.
Judul : Penguasa Angkasa
b.
Pengarang : Yoyok Rahayu Basuki, S.Pd
c.
Penerbit : Penerbit Citra Malang
d.
Tahun Terbit : 2007
e.
Tebal Novel : 81 hal
II.
Sinopsis Novel :
Penguasa Angkasa
Suatu hari, di halaman rumah Haryo, ketika Haryo
sedang merawat bunga mawar. Suatu kejanggalan terjadi. Ia mendengar dengan
jelas beberapa ekor burung dapat berbicara. Burung-burung itu, membicarakan
sebuah rapat besar yang akan dilaksanakan oleh bangsa burung di bukit belakang
sekolah tepat pukul dua belas malam.
Haryo sempat berfikir yang tadi ia alami adalah sebuah mimpi. Karena
penasaran Haryo pun berfikir akan menghadiri rapat besar bangsa burung di bukit
belakang sekolah dekat rumahnya. Siang harinya Haryo mempersiapkan segalanya
untuk nanti malam. Ia pun tidur lebih cepat dari hari-hari sebelumnya.
Ia bangun pukul sebelas malam dan langsung berangkat dengan
hati-hati, agar kedua orang tuanya tidak mengetahui apa yang akan dilakukan
Haryo. Setelah sampai di bukit belakang sekolah. Ia melihat cahaya yang berasal
dari api unggun. Ternyata yang didengar oleh Haryo bukanlah mimpi. Berbagai
jenis burung mengelilingi api unggun tersebut. Mulai dari yang kecil sampai
yang besar. Agar tidak ketahuan Haryo pun bersembunyi di antara semak-semak
yang tidak jauh dari api unggun itu. Sesaat kemudian munculah burung yang
sangat besar. Burung itu ternyata adalah raja burung.
Rapat bangsa burung pun dimulai terlihat dari sang raja yang mulai
bicara. Mereka membahas mengenai penguasa angkasa. Para bangsa burung merasa
kedudukan mereka sebagai penguasa angkasa tertandingi oleh kehadiran burung besi. Mereka pun meyatakan perang
terhadap segala jenis burung besi. Tetapi salah seekor burung sriti tidak
setuju, karena perang melawan burung besi menimbulkan banyak korban. Burung
sriti pun mengusulkan untuk mencegah terbentuknya burung besi dengan menuju ke
masa lalu. Awalnya para bangsa burung tidak percaya yang dikemukakan oleh
burung sriti, tetapi akhirnya mereka percaya setelah burung sriti membawa
manusia yang memiliki mesin waktu yang sama-sama membenci burung besi. Namanya
adalah Prof. Banu, ia membenci burung besi karena ketiga anaknya meninggal
karena burung besi.
Segera Prof. Banu menyalakan mesin waktu. Menculah cahaya yang
terang. Burung-burung terhisap kedalamnya, Prof. Banu pun juga. Agar tak
tertinggal Haryo pun lari sekencang mungkin agar terhisap juga. Haryo pun
berhasil terhisap.
Seketika, mereka sampai disebuah padang rumput di Italia. Kedatangan
Haryo tidak disambut baik oleh raja burung. Raja burung berfikir Haryo akan
mengganggu rencana mereka. Tetapi Prof. Banu berfikir Haryo masih anak kecil,
jadi tidak akan mengganggu rencana mereka.
Rencana awal, mereka akan menghancurkan karya Leonardo da Vinci.
Setelah Leonardo da Vinci meninggal. Ternyata suatu kesalahan teknis terjadi
pada mesin waktu. Ternyata usaha mereka gagal. Mereka malah menghancurkan karya
Leonardo da Vinci ketika Leonardo da Vinci masih hidup.
Akhirnya mereka pergi kejamannya Wright bersaudara, ketika Wright
bersaudara masih seumuran dengan Haryo. Mereka akan membuat Wright bersaudara
malas. Agar saat besar nanti mereka berdua tidak membuat pesawat terbang. Prof.
Banu menawari Wright besaudara sebuah mainan. Ternyata Prof. Banu membuat
kesalahan yaitu memberi mainan pesawat kepada Wright bersaudara. Itu akan
membuat Wright bersaudara mebuat burung besi.
Haryo merasa bingung apa yang ia harus lakukan agar dapat
menggagalkan rencana mereka. Akhirnya ketika Prof. Banu akan pergi ke tahun
yang berbeda, Haryo pun merebut remote yang akan membawa mereka ke tahun lain.
Haryo asal tekan. Lalu mereka muncul di sebuah tempat yang dingin yang mereka
tidak ketahui. Kerena dingin para burung tergeletak tak berdaya begitu pun
Prof. Banu. Sambil menahan dingin Haryo menekan tombol pada remote itu lagi.
Sesaat mereka berpindah tempat disebuah lapangan udara. Karena cahaya matahari
begitu terang, Haryo pun mulai hangat. Selanjutnya sebelum para burung dan
Prof. Banu bangun. Haryo pun mempelajari cara kerja remote tersebut. Akhirnya
mereka bangun. Prof. Banu mencoba mengambil remotenya, Haryo pun bertanya
kepada Prof. Banu, mengapa Prof. Banu melakukan ini semua. Lalu Prof. Banu
menceritakan semuanya. Lalu Haryo pun mengerti. Haryo berfikir seharusnya Prof.
Banu lebih baik melakukan hal-hal yang berguna, dari pada melakukan balas
dendam. Jika Prof. Banu memiliki mesin waktu, pasti Prof. Banu dapat
mengunjungi anaknya kapan pun ia mau. Setelah mendengar apa yang akan dikatakan
oleh Haryo Prof. Banu pun berubah pikiran. Tetapi Raja Burung menyerang Prof.
Banu dan mengancam Haryo untuk melanjutkan rencana bangsa burung, atau Prof.
Banu akan dicabik-cabik oleh raja burung. Haryo pun memiliki ide. Ia akhirnya
membawa mereka di Puncak Jayawijaya pada tahun 1505.
Raja
burung mencoba menyerang Haryo tetapi udara terlalu dingin. Salju yang dalam
juga membuat raja burung kesusahan untuk bergerak. Akhirnya Raja burung
tergeletak tak berdaya semuanya pun juga kecuali Haryo. Lalu Haryo membawa
Prof. Banu dan pergi kewaktu ketika mereka bertemu di bukit belakang sekolah.
Api unggun di sana masih menyala, tetapi tak sebesar sebelumnya. Haryo pun
menambah ranting agar Prof. Banu tidak kedinginan. Setelah beberapa saat, Prof.
banu bangun, dan tak berkata apa-apa. Yang hanya dilakukannya adalah menjabat
tangan Haryo dengan erat. Dan pergi menuju mesin waktu, lalu mengotak-atiknya.
Ia pun meminta remotenya dan mengotak-atiknya sebentar dan memberikannya
kembali ke Haryo. Remote itu diubahnya menjadi kamus elektronik dan di berikan
ke Haryo sebagai kenang-kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar