VIII. G / 29
SMPN 1 WONOSOBO
IDENTITAS NOVEL
- Judul Novel : Auntumn In Paris
- Pengarang : Ilana Tan
- Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
- Tahun Terbit : 2007
- Tebal Halaman : 272 Halaman
SINOPSIS NOVEL
Tara Dupont atau biasa dipanggil Victoria Ma Cherie oleh ayahnya
adalah gadis berdarah campuran Indonesia - Prancis. Ibunya keturunan
Indonesia, sedangkan ayahnya Perancis. Kedua orang tuanya sudah lama
bercerai, sejak 12 tahun lalu saat Tara berusia 12 tahun. Pada awal
perceraian orang tuanya, Tara tinggal bersama ibunya di Indonesia,
tetapi 4 tahun kemudian Tara pindah ke Paris dan tinggal bersama
ayahnya. Saat ini Tara bekerja di sebuah stasiun radio terkenal di
Paris. Ia dikenal sebagai gadis periang, unik, menarik dan suaranya
merdu, yang juga tidak kalah mengesankan Tara menguasai 3 bahasa, yakni
Bahasa Indonesia, Bahasa Prancis dan Bahasa Inggris. Di Paris Tara
memiliki beberapa sahabat yakni Elise salah satu rekan kerjanya di
stasiun radio yang juga seorang penyiar radio dan Sebastian anak dari
salah satu teman ayah Tara. Mereka berdua bagaikan kakak adik, Sebastian
adalah orang yang paling mengenal Tara, begitu juga sebaliknya.
Walaupun Tara tau dulu semasa kuliah Sebastian sering gonta-ganti pacar,
namun dia adalah gadis yang di nomor satukan oleh Sebastian. Tidak aneh
jika Tara jatuh hati padanya.
Kehidupan
cinta Tara tidak berakhir pada Sebastian. Itu semua berawal dari
pertemuan Tara dengan pria Jepang bernama Tatsuya Fujisawa. Tara dan
Tatsuya berjumpa secara kebetulan. Awalnya secara tidak sengaja Tatsuya
berjumpa dengan Tara di sebuah kafe di Bandara Charles De Gaulle,
kemudian pertemuan kedua mereka di sebuah kelab pada
malam harinya. Ternyata beberapa hari kemudian Sebastian mengajak Tara
makan malam, mereka memang sering makan bersama. Dan Sebastian
memperkenalkannya dengan seseorang, itulah Tatsuya Fujisawa. Tatsuya
adalah rekan kerja Sebastien dari Tokyo, dia bekerja di bidang
arsitektur. Tara tidak menyadari bahwa dia pernah bertemu dengan Tatsuya
sebelum malam itu, karena pada saat pertemuan sebelumnya, Tara dalam
keadaan tidak sadar dan pikiran tidak karuan.
Suatu hari; Tara sudah janji makan siang dengan Sebastian, namun
tiba-tiba Sebastien menelepon dan memberi tahu bahwa dia sibuk. Padahal
Tara sedang ridak ingin makan sendirian. Akhirnya dia menelepon Ayahnya,
namun sama, Ayahnya dalam keadaan sibuk. Tara pun pergi ke bistro kecil
sendirian. Tanpa sengaja disana Tara bertemu Tatsuya, laki-laki yang
dikenalnya beberapa hari yang lalu. Pas sekali, Tara sedang butuh teman.
Kali
ini Tara menyapa Tatsuya lebih dahulu. Mulai saat itu Tara dan Tatsuya
menjadi sering bertemu. Mereka menjadi teman dan sangat cocok. Bahkan
Tatsuya mengirim surat di acara yang diselenggarakan oleh stasiun radio
di mana Tara bekerja. Ia menceritakan kisah-kisahnya di Paris bahkan ia
menceritakan pertemuannya dengan gadis Paris, di mana gadis yang ia
maksud adalah Tara Dupont. Tara juga sempat mendengar surat yang dikirim
oleh Tatsuya, hanya saja ia tidak menyadari bahwa ialah gadis itu. Ia
hanya senang mendengar kisah-kisah Tatsuya, bahkan ia menjadi penasaran
akan kelanjutan kisah Tatsuya.
Sejak pertemuan itu mereka jadi saling tahu, saling mengenal.
Tara jadi tahu, Tatsuya membenci gugur, sebaliknya, padahal Tara sangat
suka musim gugur. Kedatangan
Tatsuya ke Paris ternyata selain untuk bekerja di salah satu proyekya
bersama Sebastian juga untuk mencari seseorang. Orang yang Tatsuya pikir
adalah penghancur hidupnya, dia adalah cinta pertama ibunya. Ibu
Tatsuya meninggal setahun lalu karena penyakit kanker, tepat ketika
musim gugur. Itulah sebabnya ia membenci musim gugur dan Paris. Ibunya
mengaku bahwa sebelum menikah dengan ayah Tatsuya, ia sempat menjalin
hubungan dengan pria Prancis bernama Jean- Daniel Lamercier. Ternyata
lelaki itu adalah ayah kandung Tatsuya. Tatsuya sedih, kecewa dan marah
saat itu karena merasa dibohongi selama ini, tapi ia bisa apa? Hanya
pasrah kepada takdir. Tatsuya berusaha mempersiapkan diri sebelum
menemui lelaki yang dimaksud ibunya, tetapi suatu hari ia bertekad untuk
segera menyelesaikan ini semua. Ia menemui lelaki yang adalah ayahnya.
Tatsuya tidak pernah menuntut pengakuan ia hanya ingin melihat bagaimana
sosok yang menjadi ayahnya itu. Ternyata hal itu tidak seperti yang
Tatsuya bayangkan, Monsieur (Tuan) Lamercier menerima Tatsuya bahkan ia
malah menyadari kesalahannya dulu.
. Hubungan Tara dan Tatsuya berjalan lancar, mereka bertambah
dekat, mengenal satu sama lain, dan sampai akhirnya mereka berpacaran. Suatu hari di acara ulang tahun Elise, sahabat Tara. Elise berniat merayakannya di klab ayah Tara. Klab itu adalah klab di
mana Tatsuya dan Tara bertemu yang kedua kalinya. Di sanalah semuanya
terungkap, Tatsuya menceritakan semuanya kepada Tara, bahwa gadis yang
ia maksud dalam suratnya di acara radio itu adalah dia. Kebahagiaan
terasa begitu hangat di antara mereka, tetapi semua berubah ketika
sesuatu hal terjadi. Ayah Tara datang di klab itu karena itu salah satu klab miliknya,
Tara memanggil ayahnya dan mengajaknya kepada teman-temannya. Wajah
Tatsuya berubah pucat panik ketika mendengar Tara memanggil pemilik klab
itu dengan sebutan Papa. Begitu pula Monsieur Lamercier terlihat
gelisah ketika mendengar pengakuan anaknya bahwa laki-laki itu adalah
teman dekatnya. Tetapi kebenaran itu tidak langsung terungkap karena
Tatsuya dan Ayah Tara bersikap seolah tidak ada apa-apa.
Setelah kejadian itu Tatsuya menjadi sangat pendiam dan sering
menghindar dari Tara. Ia shock, ia tidak bisa menerima kenyataan itu, ia
tidak siap. Sampai sampai Tatsuya meminta kepada Ayah Tara untuk tes
DNA, ia berharap ibunya salah orang. Namun pupuslah sudah, hasil tes DNA
menyatakan bahwa Tara dan Tatsuya adalah kakak beradik. Sejak saat ini
hubungan mereka tidak sebaik sebelumnya.
Suatu
hari Tatsuya kecelakaan, ia tertimpa balok di lokasi proyek di
tempatnya bekerja. Tara panik mendengar hal itu, ia dan ayahnya segera
ke rumah sakit untuk melihat kondisi Tatsuya. Ketika Tara berjalan
melewati koridor rumah sakit ia mendengar obrolan ayahnya dengan seorang
dokter yang adalah teman lama ayahnya. Ternyata mereka sedang
membicarakan masalah Tara dan Tatsuya yang adalah saudara. Tara kaget
mendengar hal itu, dadanya terasa sesak dan sakit, ternyata orang yang
selama ini ia cintai adalah kakaknya sendiri.
Beberapa
hari setelah kejadian itu, setelah Tatsuya sembuh dari sakitnya, Tara
dan Tatsuya memutuskan bahwa mereka akan mencoba menerima hal itu,
sebagai kakak adik, karena itulah kenyataannya. Namun begitu sulit bagi
mereka berdua, begitu menyakitkan. Tatsuya memutuskan untuk kembali ke
Jepang dan berusaha melupakan perasaannya kepada Tara. Pertemuan Tara
dan Tatsuya yang terakhir kalinya benar-benar terasa berat dan
menyakitkan bagi mereka berdua.
Sebulan
setelah kepergian Tatsuya ke Jepang. Tara mendapat telepon dari Jepang.
Telepon itu dari seorang wanita, ia mengabarkan bahwa Tatsuya mendapat
kecelakaan. Ia jatuh dari lantai 3 sebuah gedung. Kemudian Tara segera
terbang ke Jepang bersama Ayahnya. Dia akan lebih merasa sakit jika
melihat orang yang disayangnya terluka, jadi Tara memilih untuk duduk di
ruang tunggu dahulu.
Sapaan
seorang memecahkan keheningan, ternyata ia adalah wanita yang
meneleponnya tadi. Ia mengajak Tara ke apartemen Tatsuya. Tara masuk ke
apartemen Tatsuya dan melihat semua hal yang berkaitan dengan Tatsuya.
Tara melihat amplop di dalam sebuah laci dan membukanya, itu adalah
kumpulan foto Tara yang diambil Tatsuya tanpa ia sadari. Ia juga membaca
beberapa kiriman email Tatsuya kepada Sebastian yang ternyata yang
Tatsuya tanyakan hanyalah kabar mengenai Tara selama ia di Jepang,
ternyata ia masih peduli dengan Tara Ia hanya bisa menangis melihat
semua ini
Beberapa
lama kemudian Tara kembali ke rumah sakit ia masuk ke ruang rawat
Tatsuya dan duduk di kursi samping tempat Tatsuya dirawat. Kata dokter,
Tatsuya tidak dapat bertahan lama karena gegar otak yang menimpanya
cukup parah. Tara berbicara kepada Tatsuya dan berharap ada jawaban atau
respon darinya namun Tatsuya hanya tetap diam dan nampak Tatsuya
meneteskan air mata katika Tara mulai menangis karena tidak tahan. Tak
lama setelah itu, terdengar bunyi monitor dan terlihat garis lurus di
layar monitor itu, dokter dan perawat segera masuk ke ruang rawat itu
dan berusaha semampunya, tetapi Tuhan telah mengambilnya kembali.
Kalimat terakhir dari email yang Tatsuya tulis kepada Sebastian adalah “selama ia bahagia, aku juga akan bahagia, meski aku harus mengorbankan hidupku”..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar