Bima Andaru Fardan (07) 8F
Pada hari kamis, saya terbangun karena mimpi yang aneh saya. Saya melirik ke a rah jam yang menunjukan jam 05:00 pagi. Saya bangun dan bergegas menyiapkan baju seragam sekolah dan handuk untuk di pakai. Saya pergi ke kamar mandi yang terletak di ujung rumah lantai 2. Lalu saya masuk ke kamar mandi. Tiba-tiba saya merasa bulu di tangan saya berdiri sendiri entah karena apa. Padahal biasa nya saya tidak merinding tetapi hari itu sangat berbeda. Setelah selesai mandi dan memakai baju, saya keluar dari kamar mandi dan jam sudah menunjukan pukul 06:00 pagi. Saya hanya mengambil roti berlapis coklat dan berangkat sekolah karena di Jakarta sudah mulai padat kendaraan. Saya menaiki sepeda saya. Saat itu saya melewati jalan yang lumayan sepi agar tidak terhambat oleh macet. Saya melewati gang yang di sana terdapat pemakaman dan di tengah-tengah pemakaman tersebut ada satu rumah tua yang katanya di situ bekas belanda. Padahal rumah itu tidak terlalu besar. Orang-orang di sekitar banyak mengatakan bahwa di sana banyak bayangan lewat seperti orang tua. Saat saya teringat yang di katakan orang-orang sekitar dan saya mempercepat genjotan di sepeda saya seperti sedang balapan sepeda. Sampai di sekolah pada pukul 06:50 pagi dan langsung masuk dan mengkuti pelajaran seperti biasa dari 07:00 pagi sampai 15:30 sore. Ternyata saya teringat bahwa saya ada kerja kelompok di rumah saya bersama teman saya yang bernama Norman, Andana dan Aksa. Saat itu kami sama-sama membawa sepeda dari sekolah ke rumah saya. Mereka mengenjot sepeda itu dengan pelan agar santai setelah melakukan ujian matematika. Saat kami memasuki gang yang terdapat kuburan itu saya mulai membuka percakapan.
“ Wah … sepi sekali ya disini “ kata saya
“ iya tumben aja ya bim “ kata Andana
“ mungkin mereka lagi nyepi kali bim “ kata Aksa
“ HAHAHA … mana mungkin “ kata saya
Lalu saya menunjuk ke rumah tersebut dan berkata
“ ada yang berani gak masuk ke rumah itu “ kata saya
“ yah mana berani gue “ kata Aksa
“ gue kasih goceng deh “ kata saya
“ oke oke “ kata Andana
“ tapi gimana kalo rame-rame aja ? kan lumayan? Ye gak? “ kata Norman
“ oke deh “
Lalu kami semua meletakan sepeda di luar rumah itu dan berjalan dengan pelan-pelan di depan rumah itu. Bangunan itu terlihat tua sekali dan tidak terawat.
“ wah bim serem banget nih rumah “ kata Norman
“ gue aja merinding nih di sini “ kata saya
“ udah masuk aja yok … kalo berani “ kata Andana
“ beneran nih ? boleh-boleh aja sih “ kata saya
“ oke .. ayok “ kata Andana
Kami semua pun masuk dengan rasa was-was dan takut akan hal yang tidak di inginkan. Kami keliling lantai satu rumah tersebut. Saat kami sampai tangga tiba-tiba bunyi suara kakek tua yang membuat kami kaget dan berjalan mundur belakang mencari pintu keluar. Tapi Andana mencegah kami agar tidak mundur dan bilang dengan perlahan
“ iya juga ya “ kata Norman
Kami semua dengan perlahan menaiki satu demi satu menaiki anak tangga yang sudah sangat tua itu. Saat itu bunyi “ PRAANG!! “ seperti kaca pecah dan kami pun deg-degan setengah mati. Kami perlahan dan melihat bayangan kakek tua kesana kemari. Dan ternyata hal yang tidak terduga terjadi terdengar suara yang sangat menakut kan.
“ HAI ANAK BANDEL KALIAN DARI MANA? HEHEHE “
Tertawa itu seperti hantu. Oleh karena itu kami mundur dengan perlahan agar tidak ketawan. Ternyata yang paling belakang barisan itu si Aksa menyentuh seperti perut orang yang ceking. Dan kami semua berteriak
“ WAAAA !!!! SETAAAN !!! “
Kami lari dan ternyata suara kakek itu bilang
“ BERHENTI !! “
Kami semua pun terhenti. Dan melihat bahwa itu adalah si Andi. Dulu orang tua nya sangat kaya. Ketika saat orang tua nya meninggal karena kecelakaan dia tidak bisa menggunakan uang tersebut dan uang nya habis dan dia tidak tahu untuk tinggal di mana dan akhirnya dia tinggal di sini. Dia sekarang berumur 55 tahun. Dia anak yang bodoh di sekolah.
“ kenapa gak nyari kerja aja ndi? “ kata saya
“ ya nyari kerja kan susah dana saya bingung mau tinggal dimana ya, ya udah saya tinggal di sini aja “ kata Andi
Setelah selesai bercakap-cakap akhirnya kami pamit pulang dan kerja kelompok di rumah saya. Saat dalam perjalanan pulang dalam hati saya berkata “ misteri rumah kosong pun terpecah kan ”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar