Nama : Husein Adin Nurul Huda/ 8F0-26
Hati hatilah pada tempat tempat umum jangan jangan si Jongos sedang beraksi. Ciri cirinya : mata merah,botak, gigi keluar dan tidak terlalu tinggi. Jongos adalah burunan yang kabur dari penjara. Meski bekitu dia tetap bodoh aksinya selalu konyol.
Pada suatu hari di sebuah angkutan umum Jongos melancarkan aksinya kepada penjual perangkap tikus, angkutan yang penuh membuat kesempatan semakin terbuka lebar. Tangan si Jongos mulai beraksi memasuki tas dan akhirnya “Cprreeettt, aooooww”. Ternyata tas itu berisi perangkap tikus semua. “Kenapa mas” kata penjual perangkap tikus. Jongos ketakutan dan kabur melalui jendela karena terlalu penuh.
Dia perfikir lebih keras lagi untuk makan pada hari itu. Dia melihat kesana kemari untuk mencari sasaran. Di depan ada sebuah toko anjing tidak ada penjaganya. Aksinya dimulai kembali. Jongos masuk menggunakan topeng dan menodongkan pisau ke kasir dan meminta uang. Kasir itu langsung menekan sebuah tombol dan pintu kandang terbuka semua anjing anjing itu berlari mengejar jongos. “Untung tidak kena” kata Jongos. Sambil memegang perut yang kelaparan dan dia terjatuh. Ada orang dermawan yang lewat di depan jongos dan memberinya uang 20 ribu. Si jongos berteriak “ aku bukan pengemis, tapi Peram.........” dia lalu berfikir kalau bilang perampok nanti bisa di penjara lagi, lagi pula rumayankan 20 ribu. Akhirnya dia bisa makan juga. Dan uangnya sisa 8 ribu
Malam telah tiba Jongos pulang kerumahnya tetangga sekitarnya semuanya adalah orang orang jahat sehingga bisa disebut juga kampung rampok. Di sana mereka saling membantu dalam kejahatan. Jongos melihat orang berjudi, dengan beraninya dia ikut bermain tetapi di tengah permainan jongos ingat jika dia tidak dapat mangsa kali ini, aahhggg nanti juga menang katanya dalam hati. Ternyata dia kalah dan menyerahkan uang 8 ribunya dan pisau satu satunya serta satu gigi. Karena tidak mau giginya habis jadi dia pulang.
Malam telah berlalu jam 5 pagi jongos selalu sudah bangun untuk melakukan joging dan pemanasan lainnya. Dia berlari mengelilingi kampung, “hai ngos, ngapain lhooo” kata seorang pemulung. “Biasa latihan buat pekerjaan” balas Jongos. “Bukannya lho maling” tanya si pemulung kembali. “ ya iya, nanti kalo diuber uber orang biar udah siap” jawab jongos.
Jarum menunjuk angka setengah 8 waktunya jongos memulai aksinya dengan perut lapar kembali. Karena senjatanya telah diberikan maka jongos akan menjambret. Kali ini jongos melihat nenek nenek tua membawa dompet pikirnya “ini dia sasarannya”. Breeeetttt kena keberuntungan di pihaknya dan berlari cepat menyusup ke keramaian. Isi dompetnya untuk membeli senjata baru dan persediaan makanan untuk 1 bulan.
Meskipun sudah mempunyai persediaan makanan untuk satu bulan jongos tetap melancarkan aksi kriminal karena sudah melekat sejak kecil dan menjadi hobi. Aksinya tertuju pada suatu padepokan bela diri karena ingin mengambil senjata dan peralatan antik. Jongos masuk dengan 2 rekannya kudil dan wolle. Tidak disangka wolle tertangkap dan kudil sekarat serta jongos tambah jongos.
Ternyata polisi mengetahui tempat persembunyian jongos, rumahnya yang penuh barang barang hasil kejahatannya disita, hasil menjabretnya tadi pagipun ikut disita. Jongos selamat kali ini karena dia tidak di rumah. Sekali kali dia juga berfikir apa yang dia lakukan salah tetapi sudah melekat sejak kecil dari lingkungan dan faktor ekonomi. Jongos lari keluar daerah yang tidak dia kenal.
Pukul dua belas pas Jongos mendengar suara Adzan, di pikirannya bukannya ingin beribadah tetapi ingin mencuri kotak amal. Jongos masuk kemasjid dia menirukan gerakan sholat meskipun hannya meniru niru. Orang orang melihat jongos sambil tertawa dan bahkan ada pula yang bilang “Celananya habis dimakan ya mas”. “Ape lho liat liat” balas jongos, ternyata jongos memakai celana pendek dan celananya pun sobek sobek. Jongos menunggu terus hingga tersisa satu orang yaitu imam masjid itu biasa di panggil Ustad Tolib. Ustad Tolib sebenarnya tau apa yang ingin dilakukan oleh Jongos sehingga ia menghampirinya. “Apa kamu tidak takut siksa Allah kelak” kata Ustad. Jongos menjawab “Apa lho kata, siapa lho, nantangin gue”. “Apa kamu tidak kasihan kepada orang tua mu, saudaramu dan bahkan hatimu sendiri...................................dsb” pak Ustad Tolib menceramai Jongos sampai jongos menangis. “Baiklah saya akan mencari pekerjaan lain” kata jongos.
Jongos berusaha mencari pekerjaan lain tetapi dia tidak punya SKKB ( Surat Keterangan Kelakuan Baik ). Dia harus membuat dikantor polisi setempat. Sayangnya jongos tidak tau bagaimana menemukan kantor polisi. Dia mencari hingga sore hari belu ditemukan juga. Akhirnya dia berusaha untuk berfikir agar sampai ke kantor polisi dengan cara cepat. Jongos melihat toko emas dia merampok seluruh emas dan membunuh penjualnya. Polisi datang ketempat kejadian jongos di tangkap dan di lontarkan pertanyaan pertanyaan di kantor polisi. “Apa motifmu” tanya pak polisi. “saya terpaksa pak” jawab jongos. “Alah itu alasan klasik masalah ekonomi,sakit hati, siapanya sakit ya kan” tanya pak polisi kembali. “nggak pak saya melakukan tindakan demikian karena ingin punya SKKB untuk daftar kerja karena sudah nyari kantor ini putar putar nggak ketemu” jawab jongos dengan tegas. “la kamu itu merampok membunuh koq mau minta SKKB” balas polisi dengan bentakkan.
Jongos menjalani kehidupannya kembali di penjara seumur hidup. Makannya kawan berfikir jangan sekali dua kali saja oke!!!!!!!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar