Tugas : Seli Putri Wahyudistiara (25/8G)
1.
2. Nama pengarang : Nursjamsu
3. Penerbit,tahun terbit : Balai Pustaka,terbit thn 2011
4. Tebal Buku : 84 hal
5. Ukuran : 14,8cm x 20cm
6. Unsur Intrinsik :
a) Tema cerita : kejujuran
b) Tokoh cerita : Tokoh utama : Ujang
Tokoh figuran : -pak wira
-pak Memet
-pemborong kacang tanah
-nyonya yang menyediakan air minum
-ibu Widiya
-ibuMarni
-pak Arif
-Iwan
-jago pasar Cipanas
c) penokohan : -Ujang : tidak mudah putus asa, memiliki semangat hidup yang
tinggi, jujur, baik hati
tinggi, jujur, baik hati
-pakwira : keras kepala, galak
-pak Memet : awalnya baik, namun suka menipu, serakah
- pemborong kacang tanah : awalnya ramah namun berencana
mencuri kambing
mencuri kambing
- nyonya : galak, suka berburuk sangka
- ibu Widiya: galak , judes , serakah , mata duitan
- ibu Marni :baik,ramah,memiliki sifat keibuan,namun karena terpaksa
ia mencuri
ia mencuri
- pak Arif : baik hati, ramah, penyayang,suka member nasihat yang baik
-Iwan :baik,ramah,suka berteman
-jago si panas: jahat,suka memeras orang
7. Setting : a. tempat : Rumah ujang
b. waktu : Pagi, siang, maam.
c. suasana : Sepi, menegangkan, henig, sunyi
8. Alur : Alur maju karena cerita dijalin scaradari awal perkenalan, penampilan, masalah,
klimaks, anti klimaks, penyelesaian.
9. Sudut pandang :
10. Pesan-pesan / aanat :
SINOPSIS
Ujang seorang anak kecil yang harusnya mendapatkan kasih sayang oang tuanya, namun tidak untuk Ujang. Ia harus merelakan kematian ibunya yang selama ini mawatnya . Dan juga merelakan ayahnya yang telah lama meninggal.
Kini penderitaan anak laki-laki kecil itu, yang kini hidup sendirian disebuah desa kecil di kaki gunung. Ujang bingung harus berbuat apa agar ia bisa tetap hidup dan bersekolah. Sering kai ia bertanya kepada kambing kesayangannya si Putih dan ayam Ujang untuk bagaimana caranya hidup sendiri, perlahan ia sudah bisa berfikir untuk berkerja, mulai dari peyabut rumput Pak Wira, hingga betanam kacang di lahannya. Namun apa daya ia hanya seorang anak kecil yang tak tahu apa-apa, Ujang mudah dibohongi oleh siapapun. Akhirnya Ujang berfikir bahwa tak ada manusia yang baik di dunia ini terkecuali ibunya. Selama ia di desa, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan baik dari siapapun. Mulai dari Pak Wira yang membayar jasa Ujang menyabut rumput untuk Pak Wira dengan upah sedikitnya dan tak segan Pak Wira membentaknya. Lalu perlakuan Pak Memet pada Ujang yang dan juga si jago pemeras yang selalu merampas hasil kerja Ujang saat menjadi pengangkut barang belanjaan di pasar Cipanas. Curang pada Ujang saat panen kacang tanah. Dan juga pemorong kacang yang menurut Ujang baik namun ternyata ia pecuri kambing kesayangannya. Memang tak ada orang baik , pikir Ujang.
Ujang memutuskan pergi ke Jakarta agar hidupnya lebih baik, sesampainya Ujang di Jakarta ia menemui sebuah rumah mewah yang menyediakan air minum di luar, namun saat Ujang ingin masuk untuk berterima kasih pada Ujang sang pemilik rumah malah mengusirnya dan menuduh Ujang pencuri . Hati Ujang serasa sakit, namun ia tetap melangkah untuk menemui seseorang yang baik padanya. Lalu ia melihat rumah yang penuh anak-anak bermain, ia tertarik melihatnya, saat Ujang melihat ia malah pingsan, setelah sadar Ujang telah berada di dalam panti tersebut. Ia telah terdaftar menjadi anak panti tersebut. Ujang kabur karena ibu pemilik panti yang suka mengambil jatah sumbangan anak-anak yatim di sini. Saat ia kabur ia mengikuti Pak Arif yang baik, lalu Ujang ditawari untuk tinggal di rumahnya. Setelah sekian lama Ujang bertmu seseorang ibu-ibu yang ternyata adalah yang dulu menuri semua uang dan pakaian Ujang saat Ujang berteduh di kolong jembatan. Apakah yang terjadi selanjutnya?. Bacalah novel lembah Hijau ini, tentunya mendidik dan menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar