Nama :
Rizki Pramudya Sari
Nomer absen :
22 (dua puluh dua)
Kelas :
8f
Analisis Novel:
SANG
PEMIMPI
Tema :
Semangat dalam menjalani hidup
Tokoh : Ikal, Arai, Jimbron, Pak
Balia, Mak Cik, Nurmi, Nyonya Deborah, Mei Mei, Ayah, Ibu, Pendeta
Geovanny, Tiong Hoa Tongsan, A Kiun, Pak Cik Basman, Bang Zaitun, Laksmi,
Zakiah Nurmala, Pak Mustar, Nyonya Pho, A Put, Taikong Hamim, Minar
Karakter
tokoh : Ikal: Senang menolong,
pengertian, suka bekerja keras, tanggung jawab, peduli, kadang nakal, mandiri,
dapat menghargai orang lain,cerdas.
Arai: Kadang nakal, kreativ, berpikiran lebih
dewasa, peduli, pantang menyarah, rela berkorban, tak kenal pamrih, selalu
berpikiran optimis dan positif, mandiri, tanggung jawab,tegar.
Jimbron: Penakut,berusaha tegar,berobsesi
selalu ingin tahu, suka memberi, senang menolong, suka bercerita, peduli,
mendirim pekerja keras, selalu tenang, bertanggung jawab, menganggap sesuatu
selalu serius, lemah lembut.
Pak Mustar: Keras, kejam, pemarah, pendendam,
penuh peraturan, suka menasehati.
Pak Balia: Tegas,berani, membela kebenaran,
akhlakul karimah, senang memberi motivasi.
Nyonya Pho: Bengis, tega, sok kuasa, tidak mau
kalah.
Mak Cik: Senang bekerja, senang berbalas budi.
Nurmi: Pengertian, memiliki hati yang iklas.
A Put: Egois
Taikong Hamim: Tegas, keras, disiplin,kejam.
Ayah: Pendiam, penolong, rela berkorban, baik
hati, penyabar, peduli.
Ibu: Penyabar, suka menolong, peduli, baik
hati.
Pendeta Geovanny: Penolong, peduli, baik hati, tidak
memaksa/memberikan kebebasan, menghormati kepercayaan orang lain.
Laksmi: Berputus asa, berpikiran negativ.
A Kiun: Menegakkan aturan
Pak Cik Basman: Menegakkan aturan
Minar: Suka menggosip
Zakiah Nurmala: Tak Peduli, Tak menghargai
karya orang lain, Tidak lipa pada kawan lama.
Bang Zaitun: Humoris, senang berbicara, pamer,
ramah, penolong, tidak gampang berputus asa.
Setting :
Waktu: Sore, siang, pagi, malam.
Tempat: Pulau Balitong dan Pulau
Jawa(Jakarta)
Suasana: Senang, sedih, mengharukan,
penasaran, meneganggakan, menakutkan.
Alur :
Campuran, karena cerita dalam novel ini tidak berurutan jalan ceritanya.
Konflik :
Ikal menyangka Arai akan membuang-buang uang tabungan mereka ber-2.
~Ikal memarahi Jimbron karena Ikal kesal
dengan cerita kuda Jimbron.
~Ikal, Arai, dan Jimbron mendapat hukuman
dari Pak Mustar untuk memerankan
kembali cerita film yang mereka nonton di
bioskop.
~Jimbron murung setelah pertunjukan hewan
kuda pertama kalinya selesai.
~Ikal mulai menyerah untuk menggapai
cita-citanya dan mulailah pudar motivasinya.
~Ikal turun rangking.
~Arai yang selalu gagal dalam merayu Zakiah
Nurmala agar Arai mendapatkannya.
~Jimbron selalu ingin membuat senyum Laksmi
yang kembali muncul walaupun sangat
susah usahanya.
Klimaks : Ikal mulai menyerah untuk
menggapai cita-citanya dan mulailah pudar motivasinya yang dikatakan pada Pak
Balia”Masa muda, masa yang berapi-api!”. Ini semua terjadi karena Ikal melihat
dirinya sendiri, Jimbron dan Arai 3 kali berturut-turut setelah ia pulang
sekolah. Karna Ikal setiap pulang sekolah senang berlari. Yaitu yang pertama
mereka sedang membereskan piring di dalam restoran, kedua menjadi kernet di
mobil omprengan reyot sedang menunggu penumpang menuju Tanjong Pandan, kemudian
yang terahir Ikal melihat dirinya dengan
Arai dan Jimbron berada di Semenanjung
Ayah mengenakan baju compang-camping
membawa karung berisi buah kweni. Dari situlah kemudian Ikal mulai
berpikir bahwa nasib Ikal sendiri dengan Jimbron, dan Arai setelah lulus SMA
nasibnya akan sama saja dengan nasibnya sekarang. Uang receh yang telah
ditabungnya selama ini untuk menggapai cita-cita, kini Ikal berpikir tak
mungkin uang receh yang ditabungnya itu dapat membantunya sekolah ke Prancis,
menjelajahi Eropa sampai Afrika. Ia juga berpikir, dahulu teman SMPnya Lintang
dan Mahar. Lintang yang begitu cerdasnya tidak bisa menyelesaikan SMP. Ikal
merasa bahwa dunia memang tidak adil. Semenjak itu, motivasi dari Pak Balia
yang biasanya menjadi semangatnya kini ia telah berputus asa. Oleh sebab itu
Ikal turun rangking. Yang biasanya rangking 5 besar menjadi rangking 75.
Antiklimaks : Ikal yang telah berpikiran bahwa
hidupnya tak banyak harapan lagi, kini semangatnya kembali tumbuh setelah ia
mendapat masukan dari Pak Mustar. Anak Pak Mustar yang dulu ingin sekali
sekolah di SMA ini justru tak. Pak Mustar menasehati Ikal dengan gaya Pak
Mustar, Ikal seharusnya memanfaatkan kesempatannya kalau ia dapat beruntung
sekolah di SMA ini. Namun justru Ikal menyianyiakan kesempatan ini. Pak Mustar
juga bilang, jangan sia-siakan usaha ayah Ikal untuk melewati 30km hanya untuk
mengambil rapornya. Begitu kecewanya hati ayah Ikal jika usahanya melewati 30km
dengan susah payah itu hanya mendapatkan bangku nomer 75 sesuai rangking Ikal.
Ayah Ikal juga hanya mengenakan baju safari 4 sakunya beserta perlengkapannya
dan mengguknakan sepeda kunonya untuk menemani melewati perjalanan menuju SMA
Bukan Main ini. Ayah Ikal hanya menggunakannya untuk acara pengambilan rapor
Ikal. Selain itu, Ikal melihat ayahnya begitu sabar menghadapi rangking Ikal
yang jatuh sangat drastis di balas dengan senyum ramah seperti biasa oleh
ayahnya. Ikal melihat betapa capeknya ayah menempuh perjalanan begitu jauh
hanya untuk Ikal namun Ikal tidak dapat memberikan yang terbaik. Arai juga
memberi memarahi Ikal. Arai bicara tak jauh beda dari apa yang dikatakan Pak
Mustar dan Arai berteriak”Kita tak’ kan
pernah mendahului nasib. Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa
sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!”
Dengan itu semua, hati Ikal mulai terbuka lagi dan Ikal mulai
meminta ma’af terhadap ayahnya dan
semangatnya berkobar lagi.
Ending : setelah menempuh perjalanan
yang begitu jauh dan disertai usaha yang keras, Ikal dan Arai ahirnya dapat
bersekolah di Prancis seperti apa yang telah mereka cita-citakan selama ini.
Mereka berdua lulus mendaftar beasiswa yang diberikan oleh Uni Eropa pada
sarjana-sarjana Indonesia. Dan Jimbron pun bahagia,karena telah berjasil mendapatkan Laksmi. Kini
Jimbron telah memiliki anak.
Amanat :
ü
Jangan mudah putus asa.
ü Semangatlah dalam menjalani hidup apapun yang terjadi. Sukuri hidup
kita karena itulah jalan kita yang telah diatur Tuhan.
ü Jadilah orang yang peduli terhadap sesama; dan janganlah jadi orang
yang pendendam,pemarah dan kejam.
ü Belalah kebenaran.
ü Bercita-citalah setinggi mungkin. Dan kejarlah mimpi-mimpi itu sampai
didapatinya dengan tekad dan jiwa yang penuh semangat. Karena semua impian
dapat diraih dengan usaha keras. Dan tidak ada yang tidak mungkin.
ü Hargailang orang lain.
ü Jangan menjadi orang yang sombong.
ü Selalulah berpikiran positif dan optimis dalam menjalankan suatu hal.
ü Bertanggung jawablah dengan apa yang telah kita perbuat.
ü Buatlah orang tua kita bangga terhadap kita. Jangan sia-siakan jerit
payahnya yang dilakukannya untuk kita.
ü Jadilah pribadi yang mandiri.
ü Saling mengingatkan sesama bila salah satu dari kita salah.
ü
Gemarlah menabung sejak dini.
Karena uang tabungan yang terkumpul berguna untuk banyak hal.
Sinopsis Novel :
Identitas
novel:
Judul :
Sang Pemimpi
Pengarang :
Andrea Hirata
Penerbit :
Klub Sastra Bentang
Tahun terbit :
Cetakan pertama, Juli 2006
Cetakan kesepuluh, November 2007
Cetakan
kesebelas, November 2007
Cetakan kedua belas, November 2007
Cetakan ketiga belas, Desember 2007
Cetakan keempat belas, Januari 2008(pada
tahun terbit 2008 buku novel yang saya
baca)
Tebal buku : 288 halaman.
Sinopsis
Pada awalnya, Arai, Ikal, dan
Jimbron berhenti di gudang peti es yang berisi ikan. Mereka terengah-engah dan
bersembunyi di dalam peti es yang berisi ikan itu ini semua dilakukan karena
mereka bertiga telah terlibat masalah dengan Pak Mustar tokoh yang kejam.
“Simpai Keramat” adalah julukan orang Melayu untuk orang terahir yang tersisa
dari suatu keluarga. Dan Arai mendapat julukan “Simpai Keramat.”Arai telah
ditinggal pergi oleh keluarganya. Ikal dan ayahnya memutuskan untuk menjemput
Arai di rumah reyot tempat tinggal Arai ditengah-tengah ladang tebu yang tak
terurus. Air mata Ikal terjatuh melihat nasib Arai. Namun Arai begitu tegap
menghadapinya. Ia justru menghibur Ikal dengan menunjukkan mainan dari ide
kreatifnya. Jika Ikal dan keluarganya mendengar suara Arai ketika mengaji,
mereka terharu dan teringat betapa malangnya nasib Ikal. Suara merdunya mampu
menghipnotis Ikal ketika ia membaca ayat-ayat suci Al Qur’an.
Jaman dulu ketika Indonesia
dijajah Jepang, orang Melayu senang mengumpulkan beras didalam peregasan untuk
mempertahankan hidupnya. Maka, sampai sekarang peregasan itu sangat dihargai
orang Melayu. Arai timbul ide kreatif lagi untuk membeli bahan-bahan roti yang
akan diserahkan pada Mak Cik. Hasilnya akan dibagi untuk Mak Cik beserta Arai
dan Ikal karena bahan-bahan itu debali dari uang tabungan Arai dan Ikal. Ide
itu keluar ketika Arai melihat Mak Cik maminta beras pada ibu. Nasib Jimbron
tak berbeda jauh dari Arai. Jimbron ditinggal pergi keluarganya. Sekarang Jimbron
gagap karena kematian ayahnya. Jimbron diasuh oleh Pendeta Geovanny. Pendeta
Geovanny membebaskan Jimbron dalam hal beragama. Jimbron kini selalu berusaha
untuk membuat laksmi tersenyum. Laksmi juga tidak jauh beda nasibnya dengan
Arai dan Jimbron. Laksmi ditinggal pergi keluarganya di Sungai Seine yang
sekarang di kenal dengan Semenanjung Ayah.
Ayah Ikal telah mempersiapkan
semua perlengkapan bajunya khusus digunakan untuk mengambil raapor Ikal. Tak
lupa ia mempersiapkan sepedanya jaman kuno untuk menemani melewati perjalanan
30km untuk sampai di SMA Bukan Main. Di depan kos Arai,Jimbron,dan Ikal
berdirilah bioskop. Di bioskop itu terdapat poster bergambar wanita memakai 2
carik merah menggendong Anjing Pundel. Mereka ber-3 ahirnya tertarik untuk melihat
film itu. Walaupun mereka juga ingat kata-kata Pak Mustar yang pada intinya jangan pernah melihat film
yang tak berilmu. Mereka ber-3 pun ahirnya mendapat hukuman dari Pak Mustar
untuk memerankan kembali cerita pada film itu dan untuk membersihkan WC yang
lama tak dibersihkan. Jimbron selalu bercerita tentang kuda selama mereka ber-3
membersihkan WC. Ikal pun habis kesabarannya dan memarahi Jimbron. Namun,
akhirnya Ikal minta ma’af pada Jimbron. Setiap pulang sekolah Ikal selalu
berlari. Dalam perjalan pulang Ikal melihat beberapa kali sosok mirip dirinya
sendiri, Arai, dan Jimbron yang bernasib buruk. Ikal mulai berpikiran negatif.
Ikal pun patah semangat untuk meraih citcitanya, dan motivasi yang ia katakan
pada Pak Balia kini mulai surut.
Namun, semangat Ikal kembali
bangkit untuk meraih cita-citanya setelah ia mendapat teguran dari Pak Mustar
dan Arai. Motivasinya yang ia katakan pada Pak Balia”Masa Muda, masa
berapi-api!” kembali ia gunakan lagi setelah Arai berteriak”Kitabtak’kan pernah
mendahului nasib. Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai
Afrika!apa pun yang terjadi!!!” Pada pembagian rapor terahir saat tamat SMA,
ayah kembali duduk di kursi nomer 3 untuk Ikal dan nomer 2 untuk Arai. Jimbron
pun naik rangking dari 128 ke 47. Ikal dan Arai baradu nasib ke Jakarta naik
kapal barang Bintang Laut Selatan. Mereka memegang janji-janjinya pada orang-orang salah satunya
Pak Balia agar tak pernah pulang ke Balitong sebelum menjadi sarjana. Mereka
hanya berbekal uang tabungan meraka dan uang pemberian Jimbron. Di Jakarta
mereka ber-2 mulai bekerja untuk kuliah dan kehidupan sehari-hari.
Ikal tidak melewatkan kesempatan
untuk mendaftar beasiswa sastra dua yang diberikan Uni Eropa pada sarjana
–sarjana Indonesia. Setelah Ikal memeberikan risetnya pada Profesor penguji,
Ikal berjalan pelan keluar. Di koridor depan sebuah ruangan Ikal mendengar
suara Arai. Ahirnya mereka bertemu setelah lama tak bertemu karena Ikal bekerja
sebagai tukang pos dan berkuliah di UI Depok sedangkan Arai bekerja di
Kalimantan menggosok batu akik di Pabrik Jewelry dan berkuliah di Universitas
Mulawarman. Sambil menunggu hasil mendaftar beasiswa, mereka pulang ke Balitong
membawa janji mereka bahwa akan pulang ke Balitong jika sudah menjado sarjana.
Di Balitong banyak orang-orang yang menyambut mereka. Salah satunya Jimbron.
Jimbron telah mempunyai anak. Jimbron berjasil mendapatkan Laksmi. Setelah
tukan pos datang membawa surat pengumuman, dengan bangga Ikal dan Arai di telah
lulus seleksi. Betapa senang hatinya ayah dan ibu. Disurat jelas tertulis
jelas:”Universite de Paris,Sorbone,Prancis.” Pada ahirnya impian Arai dan Ikal
ahirnya tercapai. Impian mereka tercapai melalui beberapa proses kerja keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar