Selasa, 02 Oktober 2012

SANG PEMIMPI


Nama                    : Rizki Pramudya Sari      
Nomer absen         : 22 (dua puluh dua)       
Kelas                     : 8f
Analisis Novel:
                                                                                SANG PEMIMPI 

Tema                     : Semangat dalam menjalani hidup
Tokoh                   : Ikal, Arai, Jimbron, Pak Balia, Mak Cik, Nurmi, Nyonya Deborah, Mei Mei, Ayah, Ibu,                                                 Pendeta Geovanny, Tiong Hoa Tongsan, A Kiun, Pak Cik Basman, Bang Zaitun, Laksmi, Zakiah Nurmala, Pak Mustar, Nyonya Pho, A Put, Taikong Hamim, Minar

Karakter tokoh  : Ikal: Senang menolong, pengertian, suka bekerja keras, tanggung jawab, peduli, kadang nakal, mandiri, dapat menghargai orang lain,cerdas.
                                 Arai: Kadang nakal, kreativ, berpikiran lebih dewasa, peduli, pantang menyarah, rela berkorban, tak kenal pamrih, selalu berpikiran optimis dan positif, mandiri, tanggung jawab,tegar.
                                 Jimbron: Penakut,berusaha tegar,berobsesi selalu ingin tahu, suka memberi, senang menolong, suka bercerita, peduli, mendirim pekerja keras, selalu tenang, bertanggung jawab, menganggap sesuatu selalu serius, lemah lembut.
                                 Pak Mustar: Keras, kejam, pemarah, pendendam, penuh peraturan, suka menasehati.
                                 Pak Balia: Tegas,berani, membela kebenaran, akhlakul karimah, senang memberi motivasi.
                                 Nyonya Pho: Bengis, tega, sok kuasa, tidak mau kalah.
                                 Mak Cik: Senang bekerja, senang berbalas budi.
                                 Nurmi: Pengertian, memiliki hati yang iklas.
                                 A Put: Egois
                                 Taikong Hamim: Tegas, keras, disiplin,kejam.
                                 Ayah: Pendiam, penolong, rela berkorban, baik hati, penyabar, peduli.
                                 Ibu: Penyabar, suka menolong, peduli, baik hati.
                                 Pendeta Geovanny:  Penolong, peduli, baik hati, tidak memaksa/memberikan kebebasan, menghormati kepercayaan orang lain.
                                 Laksmi: Berputus asa, berpikiran negativ.
                                 A Kiun: Menegakkan aturan
                                 Pak Cik Basman: Menegakkan aturan
                                 Minar: Suka menggosip
                                 Zakiah Nurmala: Tak Peduli, Tak menghargai karya orang lain, Tidak lipa pada kawan lama.
                                 Bang Zaitun: Humoris, senang berbicara, pamer, ramah, penolong, tidak gampang berputus asa. 
     
Setting                  : Waktu: Sore, siang, pagi, malam.
                                  Tempat: Pulau Balitong dan Pulau Jawa(Jakarta)
                                  Suasana: Senang, sedih, mengharukan, penasaran, meneganggakan, menakutkan.

Alur                        : Campuran, karena cerita dalam novel ini tidak berurutan jalan ceritanya. 
   
Konflik                  : Ikal menyangka Arai akan membuang-buang uang tabungan mereka ber-2.
                                  ~Ikal memarahi Jimbron karena Ikal kesal dengan cerita kuda Jimbron.
                                  ~Ikal, Arai, dan Jimbron mendapat hukuman dari Pak Mustar  untuk memerankan 
                                    kembali cerita film yang mereka nonton di bioskop.
                                  ~Jimbron murung setelah pertunjukan hewan kuda pertama kalinya selesai.
                                  ~Ikal mulai menyerah untuk menggapai cita-citanya dan mulailah pudar motivasinya.
                                  ~Ikal turun rangking.
                                  ~Arai yang selalu gagal dalam merayu Zakiah Nurmala agar Arai mendapatkannya.
                                  ~Jimbron selalu ingin membuat senyum Laksmi yang kembali muncul walaupun sangat
                                    susah usahanya.

Klimaks                 : Ikal mulai menyerah untuk menggapai cita-citanya dan mulailah pudar motivasinya yang dikatakan pada Pak Balia”Masa muda, masa yang berapi-api!”. Ini semua terjadi karena Ikal melihat dirinya sendiri, Jimbron dan Arai 3 kali berturut-turut setelah ia pulang sekolah. Karna Ikal setiap pulang sekolah senang berlari. Yaitu yang pertama mereka sedang membereskan piring di dalam restoran, kedua menjadi kernet di mobil omprengan reyot sedang menunggu penumpang menuju Tanjong Pandan, kemudian yang terahir  Ikal melihat dirinya dengan Arai dan Jimbron berada di Semenanjung  Ayah mengenakan baju compang-camping  membawa karung berisi buah kweni. Dari situlah kemudian Ikal mulai berpikir bahwa nasib Ikal sendiri dengan Jimbron, dan Arai setelah lulus SMA nasibnya akan sama saja dengan nasibnya sekarang. Uang receh yang telah ditabungnya selama ini untuk menggapai cita-cita, kini Ikal berpikir tak mungkin uang receh yang ditabungnya itu dapat membantunya sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai Afrika. Ia juga berpikir, dahulu teman SMPnya Lintang dan Mahar. Lintang yang begitu cerdasnya tidak bisa menyelesaikan SMP. Ikal merasa bahwa dunia memang tidak adil. Semenjak itu, motivasi dari Pak Balia yang biasanya menjadi semangatnya kini ia telah berputus asa. Oleh sebab itu Ikal turun rangking. Yang biasanya rangking 5 besar menjadi rangking 75.

Antiklimaks         : Ikal yang telah berpikiran bahwa hidupnya tak banyak harapan lagi, kini semangatnya kembali tumbuh setelah ia mendapat masukan dari Pak Mustar. Anak Pak Mustar yang dulu ingin sekali sekolah di SMA ini justru tak. Pak Mustar menasehati Ikal dengan gaya Pak Mustar, Ikal seharusnya memanfaatkan kesempatannya kalau ia dapat beruntung sekolah di SMA ini. Namun justru Ikal menyianyiakan kesempatan ini. Pak Mustar juga bilang, jangan sia-siakan usaha ayah Ikal untuk melewati 30km hanya untuk mengambil rapornya. Begitu kecewanya hati ayah Ikal jika usahanya melewati 30km dengan susah payah itu hanya mendapatkan bangku nomer 75 sesuai rangking Ikal. Ayah Ikal juga hanya mengenakan baju safari 4 sakunya beserta perlengkapannya dan mengguknakan sepeda kunonya untuk menemani melewati perjalanan menuju SMA Bukan Main ini. Ayah Ikal hanya menggunakannya untuk acara pengambilan rapor Ikal. Selain itu, Ikal melihat ayahnya begitu sabar menghadapi rangking Ikal yang jatuh sangat drastis di balas dengan senyum ramah seperti biasa oleh ayahnya. Ikal melihat betapa capeknya ayah menempuh perjalanan begitu jauh hanya untuk Ikal namun Ikal tidak dapat memberikan yang terbaik. Arai juga memberi memarahi Ikal. Arai bicara tak jauh beda dari apa yang dikatakan Pak Mustar dan Arai berteriak”Kita tak’ kan  pernah mendahului nasib. Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!”  Dengan itu semua, hati Ikal mulai terbuka lagi dan Ikal mulai meminta  ma’af terhadap ayahnya dan semangatnya berkobar lagi.

Ending                  : setelah menempuh perjalanan yang begitu jauh dan disertai usaha yang keras, Ikal dan Arai ahirnya dapat bersekolah di Prancis seperti apa yang telah mereka cita-citakan selama ini. Mereka berdua lulus mendaftar beasiswa yang diberikan oleh Uni Eropa pada sarjana-sarjana Indonesia. Dan Jimbron pun bahagia,karena  telah berjasil mendapatkan Laksmi. Kini Jimbron telah memiliki anak.

Amanat   :
ü  Jangan mudah putus asa.
ü  Semangatlah dalam menjalani hidup apapun yang terjadi. Sukuri hidup kita karena itulah jalan kita yang telah diatur Tuhan.
ü  Jadilah orang yang peduli terhadap sesama; dan janganlah jadi orang yang pendendam,pemarah dan kejam.
ü  Belalah kebenaran.
ü  Bercita-citalah setinggi mungkin. Dan kejarlah mimpi-mimpi itu sampai didapatinya dengan tekad dan jiwa yang penuh semangat. Karena semua impian dapat diraih dengan usaha keras. Dan tidak ada yang tidak mungkin.
ü  Hargailang orang lain.
ü  Jangan menjadi orang yang sombong.
ü  Selalulah berpikiran positif dan optimis dalam menjalankan suatu hal.
ü  Bertanggung jawablah dengan apa yang telah kita perbuat.
ü  Buatlah orang tua kita bangga terhadap kita. Jangan sia-siakan jerit payahnya yang dilakukannya untuk kita.
ü  Jadilah pribadi yang mandiri.
ü  Saling mengingatkan sesama bila salah satu dari kita salah.
ü  Gemarlah menabung sejak dini. Karena uang tabungan yang terkumpul berguna untuk banyak hal.

Sinopsis Novel   :
                Identitas novel:
Judul                     : Sang Pemimpi
Pengarang          : Andrea Hirata
Penerbit              : Klub Sastra Bentang
Tahun terbit       : Cetakan pertama, Juli 2006
                                  Cetakan kesepuluh, November 2007
                                  Cetakan   kesebelas, November 2007
                                  Cetakan kedua belas, November 2007
                                  Cetakan ketiga belas, Desember 2007
                                  Cetakan keempat belas, Januari 2008(pada tahun terbit 2008 buku novel yang saya     baca)
Tebal buku          :  288 halaman. 
                                                                                  Sinopsis

                Pada awalnya, Arai, Ikal, dan Jimbron berhenti di gudang peti es yang berisi ikan. Mereka terengah-engah dan bersembunyi di dalam peti es yang berisi ikan itu ini semua dilakukan karena mereka bertiga telah terlibat masalah dengan Pak Mustar tokoh yang kejam. “Simpai Keramat” adalah julukan orang Melayu untuk orang terahir yang tersisa dari suatu keluarga. Dan Arai mendapat julukan “Simpai Keramat.”Arai telah ditinggal pergi oleh keluarganya. Ikal dan ayahnya memutuskan untuk menjemput Arai di rumah reyot tempat tinggal Arai ditengah-tengah ladang tebu yang tak terurus. Air mata Ikal terjatuh melihat nasib Arai. Namun Arai begitu tegap menghadapinya. Ia justru menghibur Ikal dengan menunjukkan mainan dari ide kreatifnya. Jika Ikal dan keluarganya mendengar suara Arai ketika mengaji, mereka terharu dan teringat betapa malangnya nasib Ikal. Suara merdunya mampu menghipnotis Ikal ketika ia membaca ayat-ayat suci Al Qur’an.
                Jaman dulu ketika Indonesia dijajah Jepang, orang Melayu senang mengumpulkan beras didalam peregasan untuk mempertahankan hidupnya. Maka, sampai sekarang peregasan itu sangat dihargai orang Melayu. Arai timbul ide kreatif lagi untuk membeli bahan-bahan roti yang akan diserahkan pada Mak Cik. Hasilnya akan dibagi untuk Mak Cik beserta Arai dan Ikal karena bahan-bahan itu debali dari uang tabungan Arai dan Ikal. Ide itu keluar ketika Arai melihat Mak Cik maminta beras pada ibu. Nasib Jimbron tak berbeda jauh dari Arai. Jimbron ditinggal pergi keluarganya. Sekarang Jimbron gagap karena kematian ayahnya. Jimbron diasuh oleh Pendeta Geovanny. Pendeta Geovanny membebaskan Jimbron dalam hal beragama. Jimbron kini selalu berusaha untuk membuat laksmi tersenyum. Laksmi juga tidak jauh beda nasibnya dengan Arai dan Jimbron. Laksmi ditinggal pergi keluarganya di Sungai Seine yang sekarang di kenal dengan Semenanjung Ayah.
                Ayah Ikal telah mempersiapkan semua perlengkapan bajunya khusus digunakan untuk mengambil raapor Ikal. Tak lupa ia mempersiapkan sepedanya jaman kuno untuk menemani melewati perjalanan 30km untuk sampai di SMA Bukan Main. Di depan kos Arai,Jimbron,dan Ikal berdirilah bioskop. Di bioskop itu terdapat poster bergambar wanita memakai 2 carik merah menggendong Anjing Pundel. Mereka ber-3 ahirnya tertarik untuk melihat film itu. Walaupun mereka juga ingat kata-kata Pak Mustar  yang pada intinya jangan pernah melihat film yang tak berilmu. Mereka ber-3 pun ahirnya mendapat hukuman dari Pak Mustar untuk memerankan kembali cerita pada film itu dan untuk membersihkan WC yang lama tak dibersihkan. Jimbron selalu bercerita tentang kuda selama mereka ber-3 membersihkan WC. Ikal pun habis kesabarannya dan memarahi Jimbron. Namun, akhirnya Ikal minta ma’af pada Jimbron. Setiap pulang sekolah Ikal selalu berlari. Dalam perjalan pulang Ikal melihat beberapa kali sosok mirip dirinya sendiri, Arai, dan Jimbron yang bernasib buruk. Ikal mulai berpikiran negatif. Ikal pun patah semangat untuk meraih citcitanya, dan motivasi yang ia katakan pada Pak Balia kini mulai surut.
                Namun, semangat Ikal kembali bangkit untuk meraih cita-citanya setelah ia mendapat teguran dari Pak Mustar dan Arai. Motivasinya yang ia katakan pada Pak Balia”Masa Muda, masa berapi-api!” kembali ia gunakan lagi setelah Arai berteriak”Kitabtak’kan pernah mendahului nasib. Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai Afrika!apa pun yang terjadi!!!” Pada pembagian rapor terahir saat tamat SMA, ayah kembali duduk di kursi nomer 3 untuk Ikal dan nomer 2 untuk Arai. Jimbron pun naik rangking dari 128 ke 47. Ikal dan Arai baradu nasib ke Jakarta naik kapal barang Bintang Laut Selatan. Mereka memegang  janji-janjinya pada orang-orang salah satunya Pak Balia agar tak pernah pulang ke Balitong sebelum menjadi sarjana. Mereka hanya berbekal uang tabungan meraka dan uang pemberian Jimbron. Di Jakarta mereka ber-2 mulai bekerja untuk kuliah dan kehidupan sehari-hari.
                Ikal tidak melewatkan kesempatan untuk mendaftar beasiswa sastra dua yang diberikan Uni Eropa pada sarjana –sarjana Indonesia. Setelah Ikal memeberikan risetnya pada Profesor penguji, Ikal berjalan pelan keluar. Di koridor depan sebuah ruangan Ikal mendengar suara Arai. Ahirnya mereka bertemu setelah lama tak bertemu karena Ikal bekerja sebagai tukang pos dan berkuliah di UI Depok sedangkan Arai bekerja di Kalimantan menggosok batu akik di Pabrik Jewelry dan berkuliah di Universitas Mulawarman. Sambil menunggu hasil mendaftar beasiswa, mereka pulang ke Balitong membawa janji mereka bahwa akan pulang ke Balitong jika sudah menjado sarjana. Di Balitong banyak orang-orang yang menyambut mereka. Salah satunya Jimbron. Jimbron telah mempunyai anak. Jimbron berjasil mendapatkan Laksmi. Setelah tukan pos datang membawa surat pengumuman, dengan bangga Ikal dan Arai di telah lulus seleksi. Betapa senang hatinya ayah dan ibu. Disurat jelas tertulis jelas:”Universite de Paris,Sorbone,Prancis.” Pada ahirnya impian Arai dan Ikal ahirnya tercapai. Impian mereka tercapai melalui beberapa proses kerja keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar