NAMA: Muhamad Heru Supramono
NO/KLS: 22/8G
JUDUL BUKU : BASKET ITS MY GAME
PENULIS : ADE BUNGA PUTRI
ILUSTRASI : DEWA
PENERBIT : PT. Mizan Pustaka
TAHUN TERBIT : Agustus 2010
TEBAL : 216 halaman
ANALISIS NOVEL
· TEMA : Hobi bermain basket
· SETTING :
§ Waktu : Pagi,Siang,Sore
§ Tempat : Lapangan Basket
§ Suasana : Menegangkan
· ALUR : Maju
· SUDUT PANDANG : Orang Pertama
· TOKOH : Pak imam
§ Ibu safiena
§ Safiena (Protagonis)
§ Rahma
§ Pak andi
§ Tania
§ nur
§ lila
§ erika
§ eka
§ geni
§ zhaky
§ vera
§ shanti
§ dina
§ rasti
§ pak ardi
§ roni
§ zahra
§ mbak nana
§ dona
· WATAK :
$ Pak imam”disiplin”
§ Ibu safiena” selalu mendukung kegiatan anaknya”
§ Safiena”pantang menyerah ”
§ Rahma”rendah hati ”
§ Pak andi” tegas disiplin”
§ Tania”tidak sombong ”
§ nur”tegas dan disiplin”
§ lila”disiplin”
§ erika “rendah hati”
§ eka”sombong”
§ geni”tegas dan disiplin
§ zhaky ”disiplin ”
§ vera”agak sombong”
§ shanti “ rendah hati”
§ dina”tidak sombong”
§ rasti”tidak sombong”
§ pak ardi”tegas disiplin”
§ roni”disiplin”
§ zahra”selalu pantang menyerah”
§ mbak nana”baik hati”
§ dona”tidak sombong”
· AMANAT:
§ Jangan Mudah Menyerah
§ Jangan suka menuduh
§ Jangan melupakan sahabat
§ Tidak boleh egois
SINOPSIS
Hari ini, Pak Imam, Guru Safiena memberitahukan jika sekolah akan mengadakan kegiatan olahraga, termasuk ke dalamnya yaitu basket. Safiena sangat berminat mengikutinya sejak ia mulai suka menonton siaran NBA di televisi. Walaupun begitu, ia sama sekali belum pernah bermain basket. Menyentuh saja belum.
Teman sekelasnya banyak yang mengikuti kasti, dan mereka bilang kalau basket itu tidak menyenangkan, karena melelahkan. Safiena mulai kesal, seketika ia meneriaki teman-temannya, membela diri, dan membela basket itu sendiri. Teman-temannya hanya menjawab dengan ledekan dan menantangnya.
Latihan basket dimulai hari ini di sekolah. Latihan basket pertama Safiena. Guru olahraga meniup peluit dan semuanya langsung berbaris. Ia lalu memperkenalkan seorang pelatih basket baru bernama Pak Andi dan manager baru bernama Bu Celi. Selanjutnya, teman-teman Safiena memperkenalkan diri, di situ juga ada Tania, pemain basket terbaik di kota. Barulah Safiena memperkenalkan dirinya.
Tim basket dibagi menjadi dua tim, tim merah dan tim putih. Safiena yang biasa dipanggil Fina, masuk dalam tim merah.
Para pemain berdiri di tengah lapangan. Dan permainan pun dimulai. Fina dan timnya terus berusaha untuk mengejar lawan. Lila dari tim putih berhasil melempar bola dan TAK! Bola tidak masuk. Fina dan kawan-kawan satu timnya masih berusaha, sampai kedudukan menjadi Putih:2-Merah:0.
Fina juga terus memberi semangat pada timnya, memberi arahan. Sampai akhirnya, ketika Lila dari tim lawan, akan merebut bola Fina, Fina cepat berlari dan akan melakukan lemparan tiga angka dari luar lingkaran. Walaupun yang dilakukannya mustahil, sampai-sampai ia dimarahi oleh pelatih. Tetapi tekat Fina untuk itu tidak padam, TASH, lemparan Fina masuk. Permainan Fina sangat bagus saat itu. Sampai waktu habis, kedudukan Putih:35-Merah:34.
Saat latihan selesai, pelatih memanggil Fina, dan memuji permainannya. Lalu pelatih menunjuknya menjadi point guard.
Keesokan harinya di sekolah, teman-teman Fina sudah memenuhi kursinya dengan wajah berseri-seri. Teman-temannya memberi selamat padanya, terutama Refa, yang biasanya mencemoohnya. Bahkan ada temannya yang memberikan surat merah jambu padanya, yang tak lain berisikan ucapan selamat. Fina sangat terharu. Lagi pula, itu adalah surat pertama yang ia terima dari orang lain.
Hari ini, tanggal 27 Juli, Fina sangat lelah hari ini. Saat latihan pun tiba, Fina dan kawan basketnya sudah melakukan pemanasan. Pelatih menyuruh semua muridnya untuk latihan dasar. Fina sangat bosan dengan latihan dasar.
Tiba-tiba, Bu Celi menepuk bahunya dan berkata “Setiap pemain basket harus selalu latihan dasar untuk melatih kemampuan mereka. Sehebat apapun mereka.”
Sepanjang perjalanan pulang, kata-kata Bu Celi selalu terpikirkan di benak Fina. Dan Fina menyadari itu.
~~
Pertandingan pertama Fina di sekolah dalam rangka HUT SMPN 888, dengan bertanding dengan SMP Bina Bangsa. Fina sudah percaya diri dengan dirinya sembari berteriak pada orang-orang yang menonton, menyombongkan dirinya.
Saat pertandingan, Fina sempat kesal, sampai-sampai dia masih marah dengan Eka, kakak kelasnya karena perdebatan mereka kemarin. Fina tetapi masih melakukan tugasnya sebagai point guard kepada teman-temannya. Tim SMPN 888 terus berusaha untuk mengejar ketertinggalan angka mereka.
Mereka akhirnya sudah kelelahan. Mereka meminta time out kepada wasit. Pelatih sempat memarahi mereka dan sembari member semangat pada mereka. Pertandingan pun dilanjutkan, Fina terus member semangat pada timnya. Teman satu timnya langsung bersemangat permainan mereka meningkat pesat. Dan pertandingan pun berakhir bahagia.
~~
Keesokan harinya, sekolah seperti biasa. Tetapi ada yang berbeda. Ada dua anak baru bernama Shanti dan Vera. Pak Imam, sebagai guru, menyuruh Rahma dan Fina untuk pisah tempat duduk. Pertama, Rahma dan Fina tidak ingin, tetapi mereka terpaksa. Akhirnya, Shanti duduk bersama Fina, dan Vera duduk bersama Rahma.
Tiba saat istirahat, Rahma seperti marah dengan Fina entah mengapa. Kebetulan, Shanti ingin mengikuti basket, jadi Fina ikut mengantarnya.Saat pulang pun, Fina sempat ingin berbicara pada Rahma, tetapi sikap Rahma begitu tak peduli padanya.
~~
Keesokan harinya, kesibukan Fina masih seperti biasa, yaitu latihan basket. Bedanya latihan basket hari ini, pelatih membawa papan yang bergambar lapangan basket untuk strategi permainan selanjutnya.
Bel pun berbunyi. Pak Imam pun masuk ke kelas, ia mengumumkan bahwa selama 3 hari, sekolah libur. Fina dan teman-temannya menyambutnya dengan senang hati. Saat yang tepat untuk Fina melepas lelah selama belajar di sekolah.
~~
Setelah libur selama 3 hari, sekolah masuk seperti biasa. Fina dan teman-teman basket dipanggil oleh pelatih untuk berkumpul di gym. Ternyata tim basket SMPN 888, akan bertanding di Bandung pada tanggal 8 Agustus 2008. Pelatih pun mengumumkan apa saja yang diperlukan dan kejelasan keberangkatan.
Ternyata, Rahma sudah mengundurkan diri dari tim basket. Wajah Fina langsung murung. Pada saat di rumah pun, ia berusaha mengirim pesan pada Rahma tentang pertandingan besok, berharap agar dia mengikutinya. Tetapi, Rahma hanya membalas pesan Fina dengan jawaban tidak peduli sama sekali. Seketika, Fina tidak percaya apa yang dikatakan Rahma.
~~
Sampai di tempat pertandingan di Bandung, mereka langsung duduk di bangku penonton untuk menunggu giliran mereka bertanding.
Sampailah waktunya mereka untuk bertanding di babak final ini, setelah mereka lolos di pertandingan sebelumnya.
Mereka berjuang dengan sekuat tenaga, sampai mereka dihadapkan pada cobaan pada saat pertandingan. Wasit yang tidak adil, dari yang menuduh Fina melakukan pelanggaran dengan memukul lawan, dan Regina teman satu tim Fina yang dituduh oleh wasit juga melakukan kesalahan, pelatih tim lawan hanya tersenyum licik.
Tim SMPN 888 terus berusaha, berbagai strategi telah dilakukan. Sampai saat pertandingan sengit terjadi. Pendukung Tim SMPN 888 terus bersorak dengan yel-yel mereka, tak terkecuali orang tua Fina yang ikut menonton. Dalam pertandingan kurang dari 25 detik, kedudukan SMPN 888:40-SMPN 23:40.
Sampai pada akhir pertandingan, Fina berusaha mencetak angka agar memperoleh akhir pertandingan yang bahagia. Fina melakukan lemparan tiga angka, saat pertandingan tinggal enam detik lagi. Mungkin ini mustahil, tetapi Fina mencoba melakukannya. Empat… Tiga… Bola mulai mendekati ring, Fina mulai cemas. Dua… Bola sampai di tepi ring dan berputar-putar. Satu… MASUK! Tim SMPN 888 unggul dengan kedudukan SMPN 888:43-SMPN 23:40.
Tim Fina dan tim putra SMPN 888 ikut berkumpul. Sambil memegangi medali mereka, mereka berfoto ria. Dengan hasil tim putra yang sama menggembirakannya. Wajah mereka tampak bersinar. Mereka mampu mengangkat basket SMPN 888 yang hamper pupus.
Fina berlari ke bangku cadangan dan mengambil handuknya. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya. Ternyata dia adalah Rahma. Fina terkejut, dan Rahma langsung memberi selamat pada Fina. Mereka saling berpelukan.
Teman laki-lakinya, Zhaky, tiba-tiba datang. Biasanya ia selalu mengganggu Fina. Tetapi beda dengan ini, ia mengembalikan pensil kesayangan Fina yang dulu pernah ia patahkan.
Dan hari itu merupakan hari paling bahagia bagi Fina. Akhir yang bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar