Minggu, 08 April 2012

Deni Anak Nakal

(Oleh: Muhammad Farras Yoga P)
“Deni bangun den” ucap ibuku sambil membangunkanku
“iya mah sebentar” sambil melihat jam dinding di kamarku. Ternyata ini baru jam 5, aku pun tidur kembali. Setelah bangun kembali aku lihat jam ternyata sudah jam 06.15, aku pun segera pergi ke kamar mandi untuk mandi tanpa merapikan tempat tidur terlebih dahulu. Setelah selesai mandi aku makan dan langsung berangkat tanpa berpamitan dengan ibu. Aku bersekolah di SMP 9 Wonosobo, sekolahku agak jauh dari rumah sekitar 10 km. jadi aku naik angkot ke sekolah, setelah menunggu lama akhirnya aku mendapat angkot. Tetapi angkotnya jalannya lambat, maklum angkotnya pelan untuk mencari penumpang.
Aku tiba di sekolah pukul 07.30, di gerbang aku sudah disambut oleh Pak Irfan guru BK yang galak. Pak Irfan menghukumku dengan tidak boleh mengikuti pelajaran pada jam pertama dan kedua, dan aku juga disuruh membuat surat pernyataan yang harus ditandatangani orang tua. Walau sedikit menyesal tetapi dalam hati aku bahagia karena aku dapat bermain tanpa mengikuti pelajaran. dari pada disini terus mending aku segera ke belakang sekolah, siapa tahu aku bertemu dengan temanku. Ternyata disana sudah ada Malik yang kebetulan juga kabur dari kelas. Malik adalah teman akrabku. Aku mengajak temanku pergi ke UKS. Dengan alas an sakit aku meminjam kunci UKS di ruang guru. Bukannya tenang di UKS kami malah membuat kegaduhan, tidak hanya itu kami juga brcerita ke hal yang negative. Kami memang terkenal sebagai anak yang nakal disekolah. Ternyata perbuatan kami diketahui juga oleh Bu Sonia guru PKn yang kebetulan juga lewat didepan ruang UKS. Dan ya lagi-lagi kami dihukum lagi dengan tidak boleh mengikuti peljaran PKn. Belum puas dengan membuat kegaduhan aku menawarkan rokok ke temanku, Malik. Awalnya ia sempat menolaknya, tetapi akhirnya dia menuruti keinginanku.
“mau ngrokok dimana Den!” ucap Malik.
“ah gamoang, bagaimana jika di WC, pasti tidak ketahuan lagi” saut ku.
Setelah lam ngrokok di WC kami pun keluar seiring bel berbunyi. Ini saatnya aku masuk kelas. Ternyata di dalam kelas kedatanganku tidak disambut baik oleh teman sekelas. Mereka mengolok-olokiku. Sampai-sampai aku berkelahi dengantemanku Joki. Dia mengolok-olokkiku tepat didepan wajahku. Lagi-lagi aku masuk ruang BK. Kata Pak Irfan aku sudah mendapat poin 190, dulu orang tua ku sudah pernah dipanggil ke sekolah gara-gara aku membuat masalah. Sebenarnya aku sih ingin hidup seperti biasa, tapi itulah godaan setan yang terkutuk, yang selalu mengajak ke perbuatan yang jelek. Selanjutnya aku disuruh kembali ke kelas. Kini jam diniding menunjukkan pukul 12.15, itu tandanya jam terakhir untuk hari ini. Pak solih masuk untuk mengisi pelajaran PAI. Sekaligus Pak Solih menagih tugas PAI yang sudah 1 bulan tidak aku kerjakan.
“Den kapan kamu mau mengumpulkan tugasnya, sudah 1 bulan kamu tidak mengumpulkan, jika besok kamu tidak mengumpulkan, terpaksa saya kosongi nilaimu” kata pak Solih.
“iya, pak, besok saya kumpulkan” jawabku dengan muka kesal
Be pulang telah berbunyi. Aku segera keluar untuk menemui Malik untuk merencanakan balapan liar nanti sore. Segera aku pulang kerumah. Setibanya di rumah aku disambut ramah oleh ibuku, tetapi aku tidak membalas sambutannya dengan ramah, malah aku membentaknya. Mungkin itulah yang membuat ayah ku tidak suka denganku. Tanpa basa-basi aku segera ganti baju dan mengambil motor untuk balapan. Aku adalah salah satu anggota daari geng motor yang biasa balapan di JL. Sindoro. Belum sholat, belum makan aku segera meninggalkan rumah untuk balapan tanpa sepengetahuan ibuku.
Setibanya di JL. Sindoro aku segera dipanggil untuk balapan dulu pertama. Belum lama balapan, tiba-tiba ada serangga terbang masuk ke mataku. Motorku segera oleng kea rah kiri dan menabrak pohon. Motorku rusak parah, begitu juga dengan aku. Aku dibawa temanku  ke rumah sakit. Aku tak sadar ketika dirumah sakit, karena tidak kuat menahan sakit di tubuhku. Ketika tersadar ayah dan ibuku sudah berada di samping ku sambil menangis dan berdoa.
Dan mulai saat itu aku sadar kalau aku sudah banyak berbuat yang mengecewakan orang tuaku. Aku menyesali itu. Mulai saat itu aku bertekad untuk merubah kelakuan jelekku.
quot;Arial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar