Selasa, 06 Desember 2011

Goresan Pena Si Kecil “Ghina”


*
*       Nama pengarang         : Ghina Amalia Yuhanida
*       Penerbit, Tahun terbit   : PT Balai Pustaka (Persero), Februari 2009
*       Tebal buku                  : 79 halaman
*       Ukuran Buku               : panjang 21 cm dan lebar 15 cm
UNSUR INSTRINSIK
1.       Tema cerita                : Semangat hidup
2.       Tokoh cerita               :
a.       Ghina Amalia Yuhanida                               : pantang menyerah, baik hati, pintar,tabah
b.      Ayahnya “Budi Darmawan”                         : baik hati, bijaksana, sabar, lapang dada
c.       Ibunya “Yeti Widiati Suryani”                      : baik hati, taah, lapang dada, cantik
d.      Dokter David                                             : menolong pasien, baik, ramah,
e.      Orang- orang yang disekeliling Ghina           : baik hati kepada Ghina, peduli, ramah
3.       Setting                          :
a.       Waktu                                                        : Sabtu, 15 Maret 2003 – Minggu, 23 Mei 2003
b.      Tempat                                                       : Adelaide, Rundle Mall, Sekolahan di RS, Women’s and Children’s Hospital
c.       Suasana                                                     : Mendidik, seru, menyentuh, menegangkan
4.       Jenis Alur                     : campuran, karena ada cerita yang menceritakan dahulu kecil pernah ke Australia, dan akan kembali lagi 5 tahun untuk menjalani operasi. Lalu menceritakan dengan urutan waktu yang maju.
a.       Perkenalan tokoh                                            : dari penulis itu dahulu, lalu menceritakan orang –orang yang selalu menjaga dirinya hingga sembuh.
b.      Awal klimaks                                                    : Ghina mengalami penyakit Sindrom Crouzon yang menyerang pertumbuhan tulang kepala yan tidak sempurna.
c.       Klimaks                                                           : Ghina harus menjalani operasi yang membutukan kerelaan dari orang tuanya untuk menjahit matanya agar tidak radang.
d.      Akhir Klimaks                                                 : Alhamdulillah operasi berjalan dengan lancar.
e.       Penyelesaian                                                   : hingga akhirnya Ghina dapat bersekolah kembali tanpa mengalami sakit dikepalanya, atau dikataan setengah sembuh.
5.       Amanat                        :
a.       Jangan mudah mengeluh akan keadaan!
b.      Hadapi masalah dengan pikiran dingin!
c.       Walaupun tidak sakit yang parah tetap semangat belajar.
d.      Jangan mudah tersinggung dengan perkataan orang!
e.      Tularkan sikap positif, dan semangat hidup yang tinggi!
6.       Ringkasan cerita/ Sinopsis                                    :
Nasib malang yang diderita bocah 12 tahun yang bernama Ghina Amalia Yuhanida yang lahir di Jakarta, 10 November 1994. Bocah ini mengalami penyakit Sindrom Crouzon dikarenakan pertumbuhan tulang kepala yang tidak sempurna. Pertama kali yang merasakan bahwa hina sering merasa sakit-sakitan adalah oran tuanya yaitu Budi Darmawan dan Yeti Widiati Suryani. Bocah ini selalu sabar dan tabah serta menularkan sikap positif untuk mensyukuri pemberian dari Tuhan. Tak lupa semanat hidup yang tinggi. Dia melakukan 3-4 operasi dengan cara mengubah bentuk wajahnya. Bahkan matanya rela dijahit agar tidak mengalami  peradangan.
Sebelumnya pernah pergi ke Adelaide sekita bulan Oktober 1996 yang berusia 2 tahun. Hingga akhirnya bertemu dokter David. Selama 4 minggu rawat inap disana, ghina harus menjalani terapi bicara, perawatan gigi, pengembangan diri. Dokter David mengatakan untuk kembali lagi saat usia 16 tahun. Namun tidak perlu menunggu lama, ketika usiaku beranjak 8 tahun. Pagi itu, Ghina sedang menggosok matanya tiba- tiba bola matanya terlepas keluar!!! Ghina menjerit kebinggungan hingga mama datang dan memeluknya erat. Mama terlihat kebingungan dan ghina tetap menangis kesakitan. Baru saja mama akan berdiri mengambil kapas bola mata ghina sudah kembali lagi.
Mama segera membawa ghina ke dokter mata. Tapi tidak ada yang berhasil mengatasi matanya. Akhirnya mama mengirim e-mail kepada dokter david. Beberapa bulan setelah kejadian itu, dokter david ke Jakarta untuk memeriksaku. Dia mengatakan bahwa ghina harus cepat di operasi. Sebab kalau kejadian ini terjadi lagi. Maka otot matanya akan kendor hingga mengakibatkan buta.
Perjalan ke Adelaide berakhir sampai ke Women’s and Children’s Hospital. Hari pertamanya, ghina langsung di periksa dari ujung rambut hingga kakinya. Setelah itu mama mencari market terdekat untuk persediaan yaitu di Rundle Mall. Agar tak ketinggalan pembelajaran di sekolah, mama mendaftarkan ghina ke sekolah yang berada di RS. Hingga gurunya rela belajar bahasa Indonesia untuk memahami bahasa ghina.
Kabar mengejutkan yang harus ghina terima adalah menjalani operasi. Hari- hari menjelang operasi ghina rutin menjalani memeriksaan. Membutuhkan waktu 11 jam untuk operasi. Selesai sudah operasi itu, ghina ada apa di pelipismu? Ternyata ada sebatang besi untuk menopang tulang kepala ghina yang tumbuh tidak sempurna. Ketika ghina diberi sebuah cermin, ghina scok melihat rupanya. Tapi tak apa wajah barunya, setiap hari harus di cek supaya tetap terjaga.
Hari pun berganti, hingga akhirnya operasi kedua pun terjadi untuk melepas batangan besi itu, sakit!! Akhirnya dokter david mengijinkan ghina untuk pulang ke tanah air. Sesampainya di bandara Soekarno- Hatta, banyak keluarga ghina yang datang menjeput. Ghina sedikit malu dengan wajah barunya. Hari selanjutnya ghina pergi ke sekolah. Teman-temannya sedikit ketakutan melihat wajah ghina. Setiap melihat mukanya langsung berbisik ke sebelahnya dan seperti mengunjing ghina. Tapi lama kelamaan, teman-temannya tak takut lagi kepadanya. DO’AKAN LAGI YA!! GHINA SAAT BERUSIA 16 TAHUN AKAN KEMBALI LAGI KE ADELAIDE UNTUK MENJALANI OPERASI. SEMOGA SUKSES GHINA!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar