Kamis, 10 November 2011

Sebelas Patriot

v 
Hasil Tugas Membuat Analisis dan Sinopsis Novel
Oleh  : Machael Riyadi 7G/15

Identitas Novel :
Judul Novel                              :‘’Sebelas Patriot’’
Nama Pengarang                    : Andre Hirata
Penerbit,  Tahun Terbit           : Bentang Pustaka
Tebal Buku                              : 112 halaman
Ukuran Buku                           :  20,5 cm

Unsur Intristik :
Tema Ceri      : Pengorbanan
Tokoh Cerita  :   Ayah, Ibu, Ikal (Si Bungsu), Trapani (Si Pemalu),
                           Mahar (Si Bergajul)
Setting          : Waktu: Siang,Malam,Pagi
                          Tempat: Rumah,Sekolah,Lapangan Sepak Bola             
Suasana        : Menegangkan, Mengharukan, Menyenangkan 
Jenis Alur      : Maju, karena tahapnya perkenalan tokoh, aksi, aksi mulai meningkat,klimaks, penyelesaian
Sudut Pandang : Orang Pertama
Pesan-Pesan : Bahwa sebagai warga Negara  Indonesia  ,   kita harus mencintai Negara kita.
                       Kita juga harus meniru pengorbanan sang ayah yang rela mengorbankan 
                       waktunya demi membantu anaknya.Dan kita harus gigih untuk mengapai cita cita
                       kita.’Cinta yang membuat kita berdiri tegak. Cinta yang membuat kita sekuat 
                       tenaga meraih kemenangan.Dan itu adalah cinta yang kita persembahkan untuk
                       negri ini, Tanah air Indonesia’’ 
                                               
Sinopsis  Novel :
Kecintaan Ikal pada bola berawal dari ketika ia menemukan album foto yang disembunyikan dari orang tuanya. karena rasa penasaran itulah akhirnya ikal tahu kenapa ayahnya jalan terpincang-pincang,punggung penuh dengan luka  dan ia juga  tau akan kekejaman penjajahan pada saat itu

Ternyata ayahnya Adalah satu dari tiga bersaudara yang sangat mencintai sepakbola yaitu si bungsu. Ayah Ikal yang berperan sebagai pemain sayap kiri. Kepiawaian mereka di lapangan sepakbola dianggap Belanda, yang zaman itu menduduki Indonesia, sebagai ancaman yang tidak main-main.
Van Holden, sebagai utusan VOC di Indonesia, memahami bahwa keberadaannya di negeri ini berkaitan juga dengan politisi utusan ratu Belanda. Setiap aspek, termasuk sepak bola, adalah politik dan ia akan menggunakannya untuk satu tujuan yaitu melanggengkan pendudukan Belanda di Indonesia. Lagipula selama ini tak ada yang berani mengalahkan tim sepakbola gabungan Belanda. Maka, kepopuleran tiga bersaudara itu dapat mengancamnya dari dua sisi. Simpati pada tiga bersaudara itu dapat berkembang menjadi lambang pemberontakan sekaligus mengancam kejayaan tim sepakbola Belanda. Mau tidak mau mereka harus dibungkam.
Demi untuk memuluskan tujuannya, Van Holden melakukan berbagai cara. Dari melarang ketiga saudara itu tampil dalam kompetisi sepak bola sampai mengurung dan memberlakukan hukuman kerja rodi kepada pelatih dan tiga bersaudara itu. Sekembali dari pulau buangan, tiga saudara kembali bekerja di parit tambang. Tak lama kemudian ada kompetisi bola antara tim Belanda melawan para kuli parit tambang. Sebelas pemain, sebelas patriot, termasuk di dalamnya tiga bersaudara kembali bermain.
Pertandingan itu dimenangkan oleh tim parit tambang dengan skor 1-0. Gol satu-satunya yang dicetak oleh si bungsu. Ribuan penonton menyerbu lapangan dan si bungsu, Ayah Ikal, seperti kebiasaannya setiap bermain, meneriakkan Indonesia! Indonesia!. Kalimat itu disambut oleh teriakan ribuan penonton lainnya. Indonesia! Indonesia! Teriakan penuh semangat yang membahana dan tanpa henti. Belanda berang mendengarnya.
Usai pertandingan pelatih dan tiga bersaudara diangkut ke tangsi. Mereka dikurung selama seminggu. Ayah Ikal pulang dengan tempurung kaki kiri yang hancur. Sejak saat itu ia tidak bisa bermain sepak bola lagi.

Kecintaan Ayah pada sepak bola dan PSSI, kemudian membuat Ikal bertekad untuk menjadi pemain sepakbola dan bergabung dengan tim PSSI. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar